SURABAYA (Lentertoday) – Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Jatim, Echwan Siswadi, berharap Indonesia bisa kembali mendapatkan kuota untuk haji dan umroh tahun ini.
Hal ini seiring dengan langkah Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah membuka penerbangan internasional. Sayangnya, Echwan belum mendapatkan kabar secara pasti apakah Indonesia mendapatkan kuota atau tidak.
“Tapi kami belum bisa memastikan apakah Indonesia mendapatkan berapa jumlah kuota umroh atau haji yang ditentukan. Karena tetap kebijakan utama bisa dilaksanakan ketika sudah ada keputusan dari Raja Arab Saudi,” ujarnya, Rabu (26/5/2021).
Namun, lanjut Echwan, sampai saat ini kabar yang ia terima masih sebatas wacana. Echwan mengharapkan, informasi terbaru yang keluar pada akhir bulan nanti, bisa membawa nilai berkah positif.
“Meskipun penerbangan sudah dibuka, tetapi kalau visa belum dikeluarkan, tetap kami tidak bisa memberangkatkan jamaah haji dan umroh. Visa dikeluarkan kalau telah disetujui oleh otoritas sana. Pemerintah Arab Saudi sampai sekarang belum membuka visa bagi Indonesia. Kepastian kapan dibuka belum tahu,” ungkapnya.
“Masih katanya katanya. Informasi yang saya dapat dibuka pada di akhir bulan. Tapi dari dulu dijanjikan dibuka ternyata kembali ditutup. Sama seperti kejadian pada bulan November lalu,” imbuh Echwan yang juga sebagai pemilik perusahaan travel umroh dan haji, PT Ikhwan Berkah Sejahtera.
Menurut Echwan, karena ibadah ke tanah suci sudah satu tahun ditutup bagi sejumlah negara di dunia, antusias para jamaah juga luar biasa. Seandainya nanti kembali dibuka dengan berapapun kuotanya, pasti akan cepat habis.
“Saya sendiri tidak bisa berandai andai berapa jumlah jamaah yang berangkat dan masuk ke tanah suci. Karena aturan protokol kesehatan juga ketat,” ucapnya.
Mengingat setelah memasuki Arab Saudi, jamaah harus mengikuti swab test selama 6 hari. Jika kondisi bagus, mereka dipersilahkan melakukan rangkaian ibadah. Itupun masih dalam aturan yang ketat.
“Persiapan kami tidak masalah kalau seandainya kembali dibuka. Hotel juga kosong. Protokol kesehatan siap kami jalankan. Mau kami berangkatkan tapi visa tidak dikeluarkan. Sehingga kami tinggal melihat kebijakan pemerintah sana, terutama soal visa,” jelasnya.
“Himbauan dari saya adalah berdoa semoga kabar baik segera tiba. Kita semua rindu ke tanah suci. Tahun lalu banyak yang tidak bisa menunaikan ibadah tersebut. Meskipun nanti dengan kuota terbatas, Masyarakat Indonesia bisa memahami dan menerimanya. Pandemi ini terjadi di seluruh dunia. Jangan sampai kejadian di india juga dialami oleh seluruh negara di Dunia, khususnya Indonesia,” tuntasnya. (Ard)