SURABAYA (Lenteratoday) – Tekad Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam misi pecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan Tari Remo Massal yang diikuti 65 ribu lebih pelajar sempat tuai banyak kritikan wali murid. Pasalnya, wali murid harus bersusah payah mencari perlengkapan atau aksesoris yang dibutuhkan. Seperti udeng, sampur, hingga gongseng. Tak hanya itu, wali murid bahkan harus merogoh kocek yang tak sedikit hanya untuk memenuhi agenda besar pemkot tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengucapkan maaf kepada wali murid. “Saya memohon maaf kepada orang tua siswa, makanya kemarin sudah saya evaluasi terkait mekanisme dan teknisnya sebelum hari pelaksanaan. Sehingga, mana yang menjadi kendala itu nanti tidak lagi menyulitkan orang tua siswa,” kata Yusuf Masruh, Jumat (16/12/2022).
Kadispendik juga mengungkapkan, sebelumnya Dispendik telah memberikan surat edaran kepada seluruh SD-SMP di Surabaya. Surat edaran itu berkaitan dengan teknis pelaksanaan Tari Remo Massal pada Minggu, 18 Desember 2022. Pada intinya kegiatan ini tidak bersifat wajib diikuti oleh seluruh pelajar Surabaya.
“Sementara bagi peserta tari, dapat menggunakan celana hitam dan atas putih. Dan untuk pelajar bisa menggunakan pakaian olah raga sekolah masing-masing,” jelasnya.
Tak hanya itu, Yusuf juga menyebutkan, bahwa para peserta dari kalangan pelajar bisa mengganti udeng dengan hasduk merah putih. Termasuk juga selendang yang tidak harus berwarna merah, namun dapat disesuaikan dengan yang dimiliki para penari.
“Harapan kami ada keseragaman, tapi bukan berarti wajib mengenakan kostum remo komplit. Misal gongseng (kerincing kaki) bisa perwakilan, tidak harus semuanya di sekolah itu pakai. Yang penting berseragam dan penari tidak diwajibkan memakai riasan wajah,” paparnya.
Sebanyak 65 ribu peserta ini berasal dari 350 lebih SD-SMP serta sanggar tari di Kota Pahlawan. Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai seni dan budaya kepada para pelajar Surabaya. Ini juga menjadi salah satu upaya sebagai pembentukan karakter anak-anak. Bagaimana mereka bisa menghargai seni dan budaya, sekaligus untuk melatih motorik anak.
Untuk diketahui, selain dipusatkan di Jembatan Suroboyo, kegiatan Tari Remo Massal yang digelar serentak mulai pukul 07.00 WIB ini lokasinya juga terbagi di sejumlah tempat bersejarah. Di antaranya, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se Kota Surabaya.(*)
Reporter: Miranti Nadya | Editor:Widyawati