Dikomplain Pengguna, TikTok Sampaikan Permintaan Maaf

Para pengguna TikTok menyampaikan komplain terkait unggahan tagar #BlackLivesMatter dan #GeorgeFloyd.

Para pengguna memandang segala unggahan dengan tagar-tagar tersebut diberi tanda nol view pada jaringan sosial dan platform video musik pendek asal China ini.

Mereka menuduh TikTok, yang diinduki oleh ByteDance Ltd., menyensor komentar-komentar bernada dukungan untuk kaum kulit hitam selama aksi protes yang meletus di seantero Amerika Serikat pascakematian seorang warga kulit hitam, George Floyd, di tangan pihak kepolisian Minneapolis.

Sejumlah pengguna TikTok mengubah gambar profil mereka menjadi kepalan tangan hitam yang melambangkan kekuatan hitam, sementara mendesak pengguna lain untuk unfollow pengguna yang tidak mendukung protes atas langkah yang dipandang penyensoran tak adil ini.

Sejalan dengan itu manajemen TikTok langssung menyampaikan permohonan maaf, sekaligus melakukan konfirmasi.

“Kami menerima dan meminta maaf kepada para pencipta dan komunitas kulit hitam kami yang merasa tidak aman, tidak didukung, ataupun merasa ditekan,” tulis Vanessa Pappas, general manager TikTok AS dan Kudzi Chikumbu, direktur komunitas di TikTok, dalam sebuah unggahan.

Baca Juga :  Facebook, TikTok Blokir Penyebar Teori Konspirasi Pemilu AS

“Dan kami tahu kami memiliki tugas yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali dan memperbaiki kepercayaan itu,” tambah mereka, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (2/6/2020).

Perusahaan mengatakan tidak menyensor segala unggahan serta menyalahkan isu tampilan yang berasal dari kesalahan teknis yang memengaruhi beragam tagar. Pada kenyataannya, video dengan tagar #BlackLivesMatter telah mencetak lebih dari 2 miliar view, menurut TikTok.

“Kami memahami bahwa banyak yang menganggap bug ini sebagai tindakan yang disengaja untuk menekan pengalaman dan menghilangkan perasaan yang dirasakan oleh komunitas Kulit Hitam,” tulis Pappas dan Chikumbu.

TikTok mengatakan akan membuat dewan khusus untuk memperkuat beragam komentar serta akan menyumbangkan US$3 juta untuk organisasi nirlaba yang membantu komunitas kulit hitam juga US$1 juta untuk memerangi ketidakadilan rasial dan ketidaksetaraan di AS.

Perusahaan juga mengatakan akan menutup fitur-fitur tertentu pada aplikasi tersebut pada Selasa (2/6/2020) sejalan dengan pencanangan solidaritas “Black Out Tuesday”, suatu aksi protes oleh industri musik.

Sebelum kasus ini, TikTok juga telah dituding melakukan sensor, termasuk tuduhan bahwa pihaknya menekan unggahan yang terkait dengan protes anti-pemerintah di Hong Kong (Ist-abh).

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini