MALANG (Lenteratoday) – Dua kantong parkir baru yang sedang dikembangkan di kawasan Kayutangan Heritage, diproyeksikan mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang antara Rp 2 miliar-5 miliar per tahun. Saat ini, kantong parkir vertikal di Jalan Majapahit telah beroperasi, sementara proyek pembangunan kantong parkir di Jalan Basuki Rahmat masih dalam tahap penunjukan tender.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengungkapkan, setelah proyek kantong parkir di Jalan Basuki Rahmat selesai, kedua kantong parkir tersebut akan saling terhubung. Sehingga menjadi lahan parkir terpusat di Kayutangan Heritage.
“Sistemnya nanti reguler bukan progresif. Pitensi PAD antara Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar per tahun, di 2 kantong itu. Kalau progresif bisa Rp 4 miliar sampai 5 miliar,” ujar Kabid Parkir Dishub Kota Malang, Rahmat Hidayat, Sabtu (11/1/2025).
Rahmat menambahkan, kantong parkir vertikal di Jalan Majapahit saat ini mampu menampung hingga 400 unit kendaraan roda dua dan 14 unit kendaraan roda empat. Sedangkan di kantong parkir yang akan dibangun di Jalan Basuki Rahmat, diproyeksikan mampu menampung hingga 500 unit kendaraan roda dua.
“Kalau progresif itu kan per tiga jam pertama dikenai tarif parkir reguler, setelah itu per jam naik Rp 1000. Itu aturan berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2023, tentang pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD),” tambahnya.
Meskipun sistem parkir progresif diperkirakan mampu meningkatkan PAD secara maksimal, Rahmat menjelaskan pihaknya akan melakukan kajian kondisi riil di lapangan. “Tapi nanti kita lihat kondisionalnya, kalau memang dibutuhkan ya nanti akan kesana (parkir progresif) arahnya,” imbuh Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat menjelaskan pengelolaan parkir terpusat ini sangat diperlukan. Untuk mengatasi sejumlah masalah yang selama ini menjadi keluhan pengunjung kawasan Kayutangan Heritage, mulai dari kemacetan, tarif parkir yang tidak sesuai, premanisme oknum jukir, hingga kriminalitas.
Oleh karena itu, guna menyukseskan proyek besar ini, pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk juru parkir di koridor Kayutangan Heritage serta pengusaha yang ada di dalamnya.
“Sudah 3 kali kami sosialisasi. Responnya jukir setuju, masyarakat juga setuju. Karena ini sangat berdampak pada kenyamanan dan memang untuk keberlanjutan wisata. Para pelaku usaha menyadari dan menyetujui, apalagi di sini kan ada wisata cagar budaya di kampung-kampungnya,” katanya.
Rahmat juga menekankan, parkir terpusat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih terbiasa memarkir kendaraan di tempat yang telah disediakan. Serta membiasakan berjalan kaki menuju spot-spot yang diinginkan di sepanjang koridor maupun di kampung Kayutangan Heritage.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Widyawati