Setelah mengalami penundaan berkali-kali. WhatsApp Pay atau dompet digital resmi memasuki pasar India. Perusahaan telah mengonfirmasi kabar itu.
Lewat unggahan blog resmi, WhatsApp pekan lalu mengklaim telah menerima persetujuan dari pemproses pembayaran terkemuka di India.
Sebelumnya, WhatsApp telah menawarkan layanan pembayaran dengan pengguna terbatas selama lebih dari dua tahun karena masih menunggu lisensi itu.
“Pembayaran kini tersedia dalam di 10 versi WhatsApp dengan bahasa regional India,” ujar CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, WhatsApp mengaku sudah menggandeng lima bank India, termasuk State Bank of India dan Jio Payments Bank guna menawarkan layanan WhatsApp Pay.
Sekadar informasi, Facebook awal tahun ini membeli 9,99% saham di unit bisnis digital Reliance dengan harga 5,7 miliar dolar AS (sekitar Rp81,1 triliun).
Investasi itu akan membuat WhatsApp terhubung dengan unit ritel Reliance yang memiliki puluhan juta toko kecil.
NCPI (National Payments Corporation of India) berujar, “pada tahap awal, WhatsApp akan mulai meningkatkan layanan dengan maksimal 20 juta pengguna.”
Untuk layanan transfer uang, pembayaran utilitas, dan pengisian ulang pulsa/data, seluruh pemain di industri pembayaran India akan menggunakan kerangka kerja UPI rakitan NPCI.
“UPI memproses lebih dari 2,07 miliar transaksi pada Oktober, meningkat lebih dari 1,8 miliar daripada bulan sebelumnya,” begitulah menurut NPCI.
Di India, WhatsApp akan bersaing dengan Google, Phone Pe milik Walmart, dan Paytm yang mendapat dukungan Alibaba.
Pasar pembayaran digital India sendiri akan bertumbuh dua kali lipat menjadi 135 miliar dolar AS pada 2023, daripada pada 2019–menurut PwC dan ASSOCHAM India (Ist).