Fashion Wastra Asal Ngawi Berhasil Tembus Pasar Amerika dan Eropa

0
164
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa, saat menunjukkan salah satu fashion dari kain wastra yang sudah mampu menembus pasar Internasional.

SURABAYA (Lenteratoday) – Siapa sangka, fashion berbahan dasar kain tradisional alias wastra karya Dian Errakumalasari, seorang millenial Ngawi, berhasil menembus pasar internasional, bahkan sudah punya outlet di Amerika dan Eropa.

Fashion wastra Oerip Indonesia ini menarik perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Oerip Indonesia yang dikembangkan sejak tahun 2008 ini sudah menembus pasar internasional sejak 2015. Bahkan, produk ini sempat tampil di pameran fashion di Florida yang diadakan oleh Voice of Indonesia.

“Jawa Timur patut berbangga bahwa di Ngawi ada penghasil karya fashion wastra yang dibuat dari kain-kain tradisional khas nusantara. Terlebih disajikan dengan desain dan jahitan yang apik dan menawan hingga diminati pasar global kelas dunia,” kata Gubernur Khofifah, Selasa (26/4/2022).

Yang sejak itu Oerip Indonesia kerap terlibat dalam event-event penting di kota-kota Indonesia maupun mancanegara. Seperti di Paris, Milan Fashion Week, Umbrella Fashion di Thailand, dan banyak lagi.

Dalam setiap karyanya, wastra yang diangkat bermacam-macam. Mulai tenun Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba Timur, dan NTT dan wastra dari berbagai suku asli Indonesia yang lain.

Nah, apa sih yang membuat Oerip Indonesia menjadi istimewa? ternyata produksi fashion ini menggandeng para penenun lokal dalam mengembangkan usaha ini. Sehingga efek domino yang dihasilkan cukup terasa. Selain manfaat ekonomi tentunya, juga manfaat pelestarian penenun di Jawa Timur dan Indonesia.

Bahkan, saat ini, Oerip Indonesia sudah miliki cabang outlet salah satunya di Rotterdam Belanda. Yang penjualannya menjangkau seluruh Eropa. “Modelnya sudah seperti baju-baju untuk fashion di catwalk. Sangat menarik dan kualitasnya terjaga,” kata Gubernur Khofifah yang sangat banggat dan mengapresiasi produk tersebut.

Tak hanya mengulik produk-produk Oerip Indonesia, namun di kesempatan itu, Khofifah juga membeli dua buah baju yang ia minati untuk dibawa pulang. Menurutnya, produk wastra Oerip Indonesia ini memiliki daya tarik tersendiri. Karena dari segi mode juga didesain dengan kekinian sesuai perkembangan tren dunia fashion saat ini.

Lebih lanjut, ditegaskan Gubernur Khofifah bahwa Pemprov Jawa Timur sangat mendukung perkembangan produk-produk lokal untuk bisa dipasarkan ke market global. Banyak upaya yang ditempuh. Salah satunya dengan adanya program rumah kurasi yang dikembangkan bersama Bank Indonesia. Rumah Kurasi ini memberikan ruang bagi pelaku-pelaku UMKM termasuk yang bergerak di bidang fashion untuk dikurasi produknya hingga memenuhi standar pasar internasional. Baik kualitasnya, kuantitas produksinya, hingga daya saingnya.

Baca Juga :  Dongkrak Produksi Padi, Petani Ngawi Usulkan Alokasi Pupuk Subsidi 107.442 Ton

Selain itu Pemprov Jatim bersama Lembaga Pemberdayaan Eksport Indonesia (LPEI) juga berupaya mengembangkan Desa Devisa. Yang tujuannya juga serupa, yaitu untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Yang mana, dalam program ini juga disediakan mentor-mentor ahli yang akan mendampingi pelaku usaha untuk bisa meningkat daya saingnya hingga produknya laku di pasar ekspor.

“Komitmen untuk mendukung industri kreatif terus kita lakukan. Misalnya lewat Rumah Kurasi, per Ferbruari 2022 lalu, telah ada 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi. Sebanyak 17 UKM diantaranya telah dikurasi dengan sasaran tembus ke pasar ekspor. Pun dengan Desa Devisa, tahun ini kita targerkan ada 15 Desa Devisa yang ada di Jatim. Itu ada ikhtiar kita dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan market dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita,” tegas Khofifah.

Dukungan akan terus diberikan oleh Pemprov Jatim dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga strategis demi memajukan industri kreatif mulai dari UMKM, UKM hingga IKM. Sebab kontribusi sektor UMKM sangat besar yaitu mencapai 57,81 persen dalam PDRB Jawa Timur.

Di sisi lain owner Oerip Indonesia, Dian Errakumalasari, sempat mengatakan bahwa karyanya lahir dari hobinya yang suka fotografi dan keliling Indonesia. Yang kemudian membuatnya tergugah untuk mengenalkan kekayaan nusantara lewat fashion wastra.

Dian menyebutkan bahwa ada tiga hal yang membuat wastra harus diketahui oleh warga Indonesia dan layak menjadikan wastra sebagai kain yang istimewa. Pertama, motifnya banyak menceritakan kain setempat. Setiap daerah di Nusantara mempunyai cerita sendiri di setiap helai kain wastra.

Kedua, pewarnaannya. Indonesia negara dengan seribu pulau sehingga kaya akan warna alam. Faktor geografis memperngaruhi warna alam kain tersebut. Contohnya warna biru di Kalimantan memiliki makna yang berbeda dengan warna biru di Sulawesi dan tentu saja hal ini tidak ada di negara lain.

Ketiga, proses pembuatannya. Dalam menenun memerlukan ekstra kesabaran dan ketelitian. Kebanyakan penenun, menenun cerita kehidupannya sendiri. Mereka menenun sambil berdoa sehingga ada doa di setiap helai kain tenun yang mereka buat.

“Kita sudah punya cabang di Rotterdam Belanda dan di Florida AS, dan terbaru di UK. Kita sudah diundang di 30 lebih negara untuk mengenalkan kain wastra karya mama-mama penenun yang diolah jadi baju karya Oerip Indonesia,” kata Dian. (*)

Sumber : Humas | Editor : Lutfiyu Handi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini