Gubernur Khofifah : Sunan Ampel Memiliki Karomah Sangat Tinggi

SURABAYA (Lenteratoday) – Pada Haul Agung ke-546 Sunan Ampel, Gubernur Khofifah, menyebut bahwa salah satu Wali dari Wali Songo tersebut memiliki karomah yang sangat besar.

“Masing-masing Wali Songo memiliki karomah masing-masing. Ketika berbicara revolusi mental, maka kita berbicara soal karakter bangsa. Itulah yang ditanamkan oleh Sunan Ampel, karakter kesantunan dan karakter akhlak. Oleh karena itu haul ini merupakan momentum yang tepat untuk kita jadikan referensi bersama pada Haul ke 546 Sunan Ampel ini. Dan saya katakan Sunan Ampel adalah punjer Surabaya dan Jawa Timur,” tutur Khofifah saat menghadiri peringatan Haul ke 546 Raden Rahmat Sunan Ampel, Jumat (10/3/2023) malam

Ketua Umum PP Muslimat NU ini berharap masyarakat meneruskan hal baik yang dilahirkan Sunan Ampel. “Kita semua yang hadir disini, seluruh peziarah berharap ketika suatu saat Raden Rahmat Sunan Ampel R.a. masuk Surganya Allah SWT, kita akan bisa ikut rombongannya beliau. Amiiin,” ucapnya

Di akhir, dirinya juga mengharapkan seluruh catatan kebaikan baik di bulan Sya’ban dan bulan-bulan sebelumnya bisa terus terjaga dengan baik. “Agar ketika Allah SWT memanggil kita keharibaanNya, kita berpulang dengan keadaan khusnul khotimah. Amiin yaRabbal Alamin,” pungkasnya

Sementara itu, Nyai H. Saniyah Ubed, Ketua Panitia Haul ke-546 Sunan Ampel menyampaikan terimakasihnya atas kehadiran para peziarah, terutama Gubernur Khofifah yang turut hadir malam ini. Diketahui, acara Haul malam ini merupakan puncak Haul khusus Muslimat.

Sejalan dengan Gubernur Khofifah, pihaknya pun berharap agar para peziarah yang jumlahnya meningkat di bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan ini akan mendapat keberkahan dan doa-doanya diijabah.

“Saya selaku panitia haul berterimakasih atas kehadirannya di malam ini. Ini adalah acara puncak khusus untuk Muslimat. Sunan Ampel adalah salah satu dari Wali Songo yang termasuk sesepuh. Selain berdakwah beliau juga mendirikan pesantren pertama dan sangat peduli pada pendidikan. Dari kearifan beliau tumbuhlah ulama di Bumi Nusantara ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sebanyak 12 Karya Budaya Jatim Resmi Jadi WBTb Nasional

Untuk diketahui, Sosok Sunan Ampel yang bernama lengkap Raden Muhammad Ali Rahmatullah, lahir di Champa (Kamboja) sekitar Tahun 1401. Beliau tergolong keturunan bangsawan, anak dari ulama besar Syekh Maulana Malik Ibrahim, sekaligus juga keponakan dari Raja Majapahit.

Karena gonjang-ganjing politik di Champa, sekitar abad 15, Raden Rahmat melakukan perjalanan ke daerah Jawa untuk menunaikan misinya menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanannya ke tanah Jawa, Raden Rahmat sempat singgah di Palembang dan berhasil mengislamkan adipati Palembang Arya Damar yang diam-diam berganti nama Ario Abdillah. Ia juga singgah di Tuban dan berlabuh di Majapahit.

Karena hubungan baiknya dengan Raja Majapahit kala itu, Prabu Brawijaya, Raden Rahmat diberi sebidang tanah di Ampeldenta, Surabaya.

Di sanalah basis pertama dakwah Raden Rahmat berdiri. Karena ia menyebarkan Islam di kawasan Ampeldenta, ia dikenal sebagai Sunan Ampel. Di kawasan itu, dakwahnya dimulai dengan mendirikan pesantren Ampeldenta, ia mendidik kader-kader penyebar Islam. Di antara murid-murid Sunan Ampel yang terkenal adalah Sunan Giri, Raden Patah, Raden Kusen, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat.

Sebelum membangun pesantren, Sunan Ampel menarik perhatian masyarakat dengan membagikan kerajinan dalam bentuk kipas yang terbuat dari akar-akaran dan ayaman rotan. Bagi yang mau mengambilnya, tidak perlu menukarkan dengan uang, melainkan dengan dua kalimat syahadat. Karena kala itu, banyak dari masyarakat menganut animisme, bersemadi, judi sabung ayam, minum-minuman keras, dan lain sebagainya yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Karena itulah, Sunan Ampel menekankan prinsip Moh Limo dalam dakwahnya. Moh Limoh itu berisi Moh Main (tidak berjudi), Moh Ngombe (tidak mabuk), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak menghisap candu) dan Moh Madon (tidak berzina).

Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. (*)

Reporter : Lutfi/rls | Editor : Lutfiyu Handi

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini