Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Dikhawatirkan Timbul Gejolak Masyarakat

PALANGKA RAYA (Lenteratoday) – Tidak hanya bahan kebutuhan pokok yang akhir-akhir ini mengalami kenaikan harga, namun kenaikkan harga juga terjadi pada gas elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram. Kenaikkan ini harganya terjadi sejak akhir 2021 sampai awal Januari 2022 ini.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua I Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Susi Idawati, mengatakan harga gas elpiji non subsidi saat ini sudah menyentuh di angka Rp. 85 ribu per tabungnya. Sebelum mengalami kenaikkan harga gas elpiji tersebut berkisar antara Rp. 73-75 ribu per tabungnya.

“Tentunya kenaikan harga gas tabung 5,5 kilogram yang cukup signifikan ini sangat berpengaruh bagi para pelaku usaha dan ibu rumah tangga yang menggunakannya sehari-hari,” papar Susi, Selasa (11/1/2022).

Sementara itu, Susi mengatakan tentu hal ini terasa sangat memberatkan bagi para ibu rumah tangga dan pelaku usaha, terlebih dimasa pandemi sekarang ini.

Ia mengatakan, walaupun gas tabung 5,5 kilogram tidak disubsidi, pemerintah melalui instansi terkait harus menyelidiki dan mencari tahu apa penyebab harga jual gas elpiji nonsubsidi tersebut bisa naik secara signifikan.

Baca Juga :  Sambut HUT RI Ke-77, Ketua DPRD Palangka Raya Ikut Bagikan Bendera Merah Putih

“Sebagai legislator kami berkewajiban mengawasi terkait permasalahan ini, sedangkan pemerintah melalui instansi terkait yang berwenang untuk mencari tahu apa penyebab kenaikan harga tersebut,” jelasnya.

Selebihnya Susi berharap dalam waktu dekat ini pemerintah bisa mengambil langkah yang tepat agar harga elpiji nonsubsidi bisa stabil kembali dan tidak membebani masyarakat. Saat ini perekonomian sedang berusaha bangkit, dengan adanya kenaikan harga gas nonsubsidi dan beberapa bahan pokok, tentunya akan menjadi penghambat.

Selain itu Susi menambahkan, berdasarkan informasi yang didapat dari lapangan, tidak hanya elpiji nonsubsidi yang mengalami kenaikan harga, tapi juga pada komoditas cabai naik, yang semula harganya berkisar Rp.40-69 ribu perkilogram sekarang menjadi Rp.80-100 ribu per kilogramnya. Untuk minyak goreng yang semula per dua liternya hanya Rp25-27 ribu kini naik mencapai Rp.40 ribu.

“Yang dikhawatirkan adalah apabila pemerintah tidak segera turun tangan dan mengendalikan harga agar stabil, akan timbul gejolak dari masyarakat yang saat ini sudah merasa sulit dan terbebani ekonominya sebagai dampak pandemi,” pungkasnya.

Reporter : Novita

Editor : Endang Pergiwati

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini