SURABAYA, LETRA.ID – Pemerintah Inggris terus berusaha meningkatkan kerjasama dengan Jawa Timur (Jatim) di berbagai bidang. Antara lain bidang ekonomi, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan utamanya bisnis dan investasi.
Direktur KADIN Institute Jatim, Jamhadi pun mengaku siap bersinergi untuk menumbuhkan iklim investasi antara pelaku usaha di Surabaya khususnya dan Jatim umumnya dengan Pemerintahan Inggris. Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri undangan Keuta Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia,.
“Banyak peluang untuk kerjasama antara Surabaya dengan Inggris, terutama dibidang ekonomi dan pendidikan,” tuturnya menjelaskan hasil pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins. Pertemuan yang bertajuk The BritCham Sizzling Summer Toast, celebrating a 40th Year Of Trading & Investment relationship with Indonesia berlangsung di Mandarin Oriental Hotel Jakarta, Jumat (23/8).

Owen mengungkapkan antusiasme Inggris dalam menjalin kerjasama dengan Indonesia, khususnya pemerintah Jatim. Beberapa kerjasama potensial, antara lain pendidikan vokasi khususnya las bawah laut,
kursus bahasa inggris bagi guru dan pesantren, penjajakan investasi energy terbarukan dan LRT serta kajian pengolahan limbah. Beberapa item tersebut sudah diikuti penandatangangan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan vokasi, kursus bahasa Inggris serta kajian pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Hal ini di ungkapkan saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (27/8).
Menurut Owen, banyak perusahaan atau investor yang tertarik berinvestasi di Jatim terutama di bidang energi dan pengolahan limbah beracun.“Soal penanganan limbah beracun ini juga menjadi perhatian para ahli di Inggris, jadi kami harap kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia,” katanya.
Di bidang pendidikan, lanjutnya, ada beberapa universitas di Inggris yang tertarik bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya tentang pendidikan teknik di Jatim. Dirinya berharap penandatanganan kerjasama ini akan menjadi awal dari banyak kerjasama yang akan terjalin.
Provinsi Jatim sendiri merupakan provinsi pertama yang dikunjungi Dubes Owen usai ia menjabat sebagai Dubes Inggris. Selain itu, Dubes Inggris juga menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi solar panel dan pengolahan sampah plastik menjadi energy listrik. “Ini menjadi salah satu solusi dari masalah sampah plastik di Jatim. Mereka juga akan menyiapkan energi terbarukan di Jatim melalui solar panel. Kami akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan staf dari Kedubes serta Deputi Infrastruktur Kemenko Perekonomian,” jelasnya.
Terpisah, Gubernur Jatim Khofifah mengundang para investor Inggris untuk bisa berinvestasi di Jatim. Apalagi 29,4 persen PDRB Jatim ditumpu dari sektor industri sehingga Jatim sudah masuk kategori provinsi industri.
“Kami punya banyak kawasan industri diantaranya Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) sebagai kawasan industry terintegrasi. Selain itu kami juga sudah memiliki Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) serta Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Untuk itu kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Jatim,” jelasnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan bahwa Inggris menyiapkan Rp 50 triliun untuk investasi di Indonesia. Sebagian dari investasi tersebut untuk proyek tambahan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Jawa Barat dan dia berharap juga ke Jawa Timur. Pembangunan LRT di Jatim ini sebagai bagian pengembangan koneksivitas Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbangkertosusila). (ist)