Inilah Kado Terindah Setahun Kepemimpinan Khofifah-Emil

Surabaya- Tepat tanggal 12 Februari ini adalah satu tahun Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak memimpin Jawa Timur. Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 menjadi kado terindah ulang tahun kepemimpinan mereka.

Pandangan itu disampaikan Plt Ketua DPD Partai Demorat Jatim Renville Antonio. Dia menyatakan bahwa Prepres tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis Dan Lintas Selatan merupakan bukti kepercayaan presiden bila Jatim bisa berkembang pesat.

Terbukti dari data BPS 2019, PDRB Jawa Timur menyumbang 14,67 % share terbesar kedua dari 6 provinsi di Pulau Jawa. Industri Jawa Timur menyumbang 22,09 % share terbesar Kedua dari 34 provinsi secara nasional dan Jatim bisa menjadi penyumbang perekonomian Indonesia sebesar 15 %.

“Inilah yang dapat dipastikan menjadi latar belakang diterbitkannya Perpres 80 Tahun 2019. Bersamaan dengan Jawa Tengah dengan Perpres 79 Tahun 2019,” ungkap Renville, Selasa (11/2).

Kata Renville, Perpres ini mendukung percepatan proyek strategis di 218 tempat di Jatim yang nantinya akan mengungkit perekonomiaan masyatakat Jatim. Dengan anggaran yang dibutuhkan Ro 294.34 triliun.“Sehingga bisa dikatakan perpres ini penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di tahun pertama kepemimpinannya mengelola provinsi Jawa Timur yang dianggap Presiden cukup berhasil,” pungkasnya.

Penilaian serupa diungkapkan Sekretaris DPD Golkar Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak.”Skala 1-10, nilai pemerintahan Khofifah di tahun pertama adalah 9,” katanya.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Ajak Muslimat NU Sidoarjo Lakukan Transformasi Digital Sektor UMKM

Menurut Sahat, nilai 9 ini kebetulan cocok dengan lambang bintang sembilan Nahdlatul Ulama (NU) yang juga merupakan organisasi dari Khofifah yang kini masih menjabat sebagai Ketua Muslimat NU.

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini mengatakan, satu di antara tolok ukur keberhasilan Khofifah adalah konsistensi pemerintah provinsi dalam menggelontorkan APBD yang berfokus pada pengembangan SDM.

Di antaranya anggaran pendidikan dan kesehatan yang besarnya mencapai lebih dari 35 persen dari total APBD tahun 2020 (total APBD Jawa Timur Rp35,1 triliun). “Apabila dibandingkan dengan provinsi lain, apakah ada yang sebesar komitmen pengembangan SDM di Jatim?,” ujarnya.

Sahat menilai Khofifah mampu membaca garis haluan pemerintah pusat, yang juga berfokus pada pengembangan SDM. Hal ini cukup relevan, mengingat Khofifah juga mantan Menteri Sosial di era periode pertama Presiden Joko Widodo.

Ia juga menjelaskan berbagai tantangan pemerintah provinsi ke depan. Di antaranya, mengawal implementasi Peraturan Presiden (Perpres) 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi. Dalam Perpres tersebut tercantum 218 proyek strategis di Jawa Timur. “Ini menjadi pijakan startegis yang menjadi perhatian bersama untuk pembangunan pada tahun yang akan datang,” katanya.

“Karena besarnya anggaran untuk realisasi proyek ini, tak mungkin hanya bersumber pada APBN atau APBD. Ini perlu kerja bersama untuk menggandeng pihak ketiga,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri, saat ini terus menggenjot perdagangan lintas provinsi. Awal tahun ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mulai melakukan roadshow dengan menemui sejumlah kementerian.”Pada hasil roadshow dengan Bapak Wapres, KH Ma’ruf Amin lalu, kami diminta untuk memetakan daerah yang diprioritaskan. Tentu ini akan menjadi perhatian kita semua,” katanya. (ist/ins)



Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini