EKUADOR (Lenteratoday) – Korban berjatuhan akibat kerusuhan antar geng di Lembaga Pemasyarakatan Litoral, penjara kota pantai Guayaquil, Ekuador, Sabtu (13/11/2021) pagi. Kerusuhan dengan tembak yang berlangsung hampir delapan jam di penjara penjara terbesar Ekuador mengakibatkan 68 orang tewas dan 25 luka-luka.
Untuk mengendalikan kerusuhan tersebut, setidaknya da 900 personel polisi yang diterjunkan. Bahkan dibutuhkan waktu hampir seharian untuk mengendalikan situasi. Kerusuhan ini meletus sebelum fajar di penjara di kota pantai Guayaquil. Diduga kerusuhan yang berujung baku tembak tersebut akibat dari kartel narkoba internasional.
Juru bicara kepresidenan, Carlos Jijón, secara resmi mengumumkan bahwa situasi dikendalikan di seluruh penjara sudah terkendali setelah upaya pengamanan dilakukan seharian. Dia menambahkan setidaknya da 900 petugas polisi telah mengendalikan situasi.
Presiden Guillermo Lasso, juga mengeluarkan pernyataan resminya melalui Twitter. Dia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai. Dalam pernyataan tersebut dia juga mengatakan mengambil langkah-langkah baru yang diperlukan untuk memerangi mafia yang mendapat untung dari kekacauan.
Sementara itu, di luar penjara, keluarga para narapidana berkumpul untuk mendapatkan informasi dari anggota keluarga mereka yang ada di dalam penjara. Bahkan, salah satu warga meminta supaya tidak ada lagi kerusuhan di dalam penjara. “Cukup ini. Kapan mereka akan menghentikan pembunuhan?,” ujar Francisca Chancay, yang saudaranya telah mendekam di penjara selama delapan bulan.
Tak hanya itu, ada juga yang menyerukan supaya militer Ekuador untuk mengambil alih penjara. Hal ini karena mereka mendengar masih ada yang meninggal di dalam penjara. Dia juga meminta pada Presiden Lasso untuk mengambil langkah cepat. “Kasihan, di mana hak asasi manusia. Kami pikir ini akan berubah, tapi ternyata lebih buruk,” terang Maritza Vera, ibu yang memiliki anak yang ditahan di sana. (*)
Sumber : ist
Editor : Lutfiyu Handi