Omzet Penjualan Pernak Pernik Kemerdekaan di Kota Madiun Menurun Drastis

0
103

Madiun – Mendekati Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Ke-75. Banyak penjual pernak-pernik untuk perayaan tersebut di Kota Madiun. Sayang, omzet mereka turun drastis dibanding tahun lalu.

“Pertama kali yang jualan begini dipinggir jalan cuma saya, saya disini sejak tahun 2005, ya sudah 15 kali kesini untuk jualan,” tuturnya pada Lenteratoday.com, Senin (10/08/2020).

Salah satunya, seperti yang dirasakan Enjang (50), Warga kelahiran Garut, Jawa Barat tersebut sudah 15 kali ke Kota Pecel untuk berjualan bendera dan umbul-umbul setiap tahunnya. Dia membuka lapak kecil tepat dibelakang patung banteng Stadion Wilis Madiun.

Ayah dari dua anak tersebut mengatakan bahwa dia datang dengan delapan temannya sejak Sabtu (25/08/2020). Lapak yang dia buka dimulai sejak 06.00 WIB sampai 22.00 WIB.

“Kalau mau pulang sore hari sayang waktunya terbuang di kos, jadi ditunggu aja sampai malam jam 10, siapa tau ada rejeki malam kan,” kata Enjang.

Awal berjualan di Kota Madiun, benderanya merupakan hasil dari jahitannya sendiri. Namun lambat laun, dirinya memilih untuk mengambil dari produsen dan menjualnya kembali.

Harga yang dijual bervariasi. Untuk Bendera Merah Putih ada 3 jenis, yakni untuk di gapura menggunakan yang kecil dengan ukuran 90 cm, di tiang depan rumah menggunakan yang sedang dengan ukuran 1,2 m, dan di kantor menggunakan yang besar dengan ukuran 1,5 m.

Baca Juga :  Pemkot Palangka Raya Turut Sukseskan Gerakan 10 Juta Bendera

“Bendera yang kecil Rp 12.500, ukuran sedang Rp 20.000, dan yang besar Rp 40.000. Kalau umbul-umbul tergantung dengan modelnya dan ukurannya, harganya mulai Rp 30.000.
Sedangkan background mulai harga Rp 75.000 sampai Rp 300.000,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, penjualannya menurun sangat drastis. Sejak pagi sampai sore ketika diwawancarai Lenteratoday.com, dia mengaku baru laku satu buah bendera kecil dan satu buah umbul-umbul.

“Tahun lalu belum sampai tanggal 17 Agustus sudah habis terjual semua, bisa bawa 10 Juta dari penjualan. Kalau tahun sekarang mah masih gak tau, sepi soalnya,” katanya.

Enjang bercerita bahwa sebenarnya dia menjual tergantung dengan harga orang yang menawar karena kuatir jika tidak habis harus menjual lagi tahun depan. Dia berharap agar dagangannya bisa habis sebelum peringatan hari kemerdekaan tiba. (Ger)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini