PALANGKA RAYA (Lenteratoday) – Pedagang buah musiman yang difasilitasi tempat berjualan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) di kawasan kuliner Tunggal Sangomang, Jalan Yos Sudarso, mulai mengeluhkan mahalnya biaya sewa yang harus mereka bayarkan.
Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Wahid Yusuf, meminta Pemkot Palangka Raya, melalui instansi terkait, agar menanggapi permasalahan ini. Memang lokasi tersebut disediakan Pemkot agar para pedagang lebih tertib serta aman, dan tidak lagi dikejar-kejar Satpol PP, karena sebelumnya berjualan di bahu jalan atau trotoar.
“Tujuan semula adalah untuk menertibkan para pedagang buah musiman, namun hendaknya kebijakan yang ditetapkan juga jangan sampai memberatkan mereka sebagai pedagang kecil,” papar Wahid, Sabtu (12/8/2023).
Dari informasi yang didapatkan, ia menuturkan, para pedagang merasa keberatan dengan biaya sewa sebesar Rp.100 ribu per hari. Biaya sewa tersebut dirasa tidak sebanding dengan pendapatan mereka per harinya.
Wahid melanjutkan, lapak berupa tenda tersebut disediakan Pemkot setempat melalui kelurahan Palangka dan dikelola oleh LKK Kelurahan Palangka. Dalam pelaksanaannya, tentu ada sewa yang harus dikenakan kepada para pedagang, yang mencakup sewa tenda, listrik, kebersihan dan keamanan.
“Namun karena biaya sewa ini dirasakan terlalu mahal dan dinilai tidak sesuai dengan pendapatan para pedagang, maka kami akan meminta Pemkot untuk mengkaji ulang dan mencari solusi terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu Wahid bisa memahami jika pada awalnya para pedagang menerima kesepakatan tersebut dengan biaya sewa Rp.100 ribu, karena saat itu mereka berjualan buah durian yang harga jualnya cukup tinggi, sehingga Rp.100 sebagai retribusi tidak menjadi masalah.
Namun seiring bergantinya musim buah, yang mana saat ini sedang musim langsat dan buah hutan lainnya, dengan harga jual yang relatif murah, tentu saja pendapatan para pedagang juga menurun.
“Karena perjanjian awal hanya berlaku dua bulan saja, saya rasa untuk bulan berikutnya bisa disesuaikan dan dibicarakan dulu dengan para pedagang,” pungkasnya.
Sementara itu salah satu pedagang buah di kawasan kuliner Tunggal Sangomang, Epeng, mengatakan biaya sewa Rp 100 ribu per hari dirasa sangat memberatkan, karena untuk saat ini mencari untung saja sangat sulit, apalagi untuk menyisihkan Rp 3 juta perbulan untuk membayar sewa.
“Sebenarnya kami senang disediakan tempat berjualan disini karena ada larangan berjualan di bahu jalan atau trotoar, kami harap ada kebijakan pengurangan biaya sewa, agar kami tetap bisa berjualan disini tapi masih bisa mendapatkan untung,” tutupnya. (*)
Reporter : Novita | Editor : Lutfiyu Handi