MALANG (Lenteratoda) – Seorang anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) atau petugas ketertiban tempat pemunggutan suara (TPS), Suyono (54) wafat usai bertugas pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Merespons hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengaku akan menyiapkan bantuan pendidikan kepada 2 anak almarhum yang masih duduk di bangku sekolah.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniwan, mengunjungi rumah duka pada Jumat (29/11/2024). Dalam kunjungan tersebut, Pemkot Malang juga menyerahkan santunan sebesar Rp 42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan serta bantuan langsung dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang.
“Tadi kami mengobrol dengan keluarga, ternyata memang sebelum bertugas, almarhum sudah mengeluhkan tidak enak badan, jadi pada saat bertugas mungkin kecapekan sehingga mengakibatkan hal yang tidak diinginkan terjadi, yakni meninggal dunia,” ujar Iwan.
Diketahui, Alm Suyono meninggal dunia di RSUD Gadang, Kamis (28/11/2024) sore, sehari setelah bertugas. Menurut diagnosis, penyebab kematian anggota Satlinmas di TPS 4 Mulyorejo ini, dikarenakan penyakit diabetes yang semakin parah akibat kelelahan selama bertugas.
Lebih lanjut, selain menyerahkan santunan, Iwan menyampaikan Pemkot Malang akan memberi perhatian khusus pada kondisi keluarga almarhum. Salah satu langkah yang akan diambil, yakni memberikan bantuan pendidikan untuk 2 anak almarhum yang masih bersekolah.
“Kami akan berdiskusi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk memastikan bantuan pendidikan yang bisa diberikan. Karena informasinya, keluarga almarhum juga masuk dalam program Keluarga Harapan (PKH), sehingga ini perlu kami tindak lanjuti,” jelas Iwan.
Tak hanya itu, Pemkot Malang juga berencana mengusulkan program bedah rumah untuk memperbaiki kondisi tempat tinggal keluarga almarhum Suyono.
Sementara itu, Dwi Andri Ningtyas (46), istri almarhum, menceritakan suaminya telah mengeluhkan kondisi tubuhnya sejak 2 hari sebelum pemungutan suara pada 27 November kemarin. Namun, almarhum tetap memutuskan untuk bertugas karena merasa tanggung jawab sebagai anggota Satlinmas tidak bisa diwakilkan.
“Saya sudah melarang Bapak bekerja, tapi beliau tetap pergi karena merasa ini tanggungjawabnya. Saat di TPS, kondisinya makin lemah hingga akhirnya diantar pulang oleh teman-temannya,” ujar Dwi.
Dwi menambahkan, suaminya kemudian dirujuk ke rumah sakit setelah laporan kondisi kesehatannya diterima pihak kelurahan san tim mobile kesehatan dari Dinkes Kota Malang. “Bapak meninggal di rumah sakit. Dokter bilang ini karena diabetes,” jelasnya.
“Saya tidak meminta apa-apa ke Pemkot Malang. Anak saya 4, yang 2 masih sekolah, semoga ada perhatian untuk dua anak kami yang masih sekolah,” imbuhnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi