Polres Blitar Bangun Rumah Layak Huni untuk Nenek yang Hidup Sebatang Kara

Blitar – Keberadaan seorang nenek hidup sebatang kara di rumah sangat tidak layak huni, menggugah Polres Blitar untuk membantu membangunkan rumah sederhana.

Kehidupan Mbah Moah (80) warga RT45/RW11 Dusun Dawung Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben memang sangat memprihatinkan, selama ini tinggal sendiru di rumah yang sangat tidak layak huni.

Kondisi dinding rumah yang terbuat dari gedhek (anyaman bambu) sudah rusak dan jebol, sehingga hanya dipasang sekat dari kain-kain bekas seadanya. Termasuk bagian atap dan kayu-kayu utama penyangga rumah, juga sudah banyak yang lapuk dan rawan roboh. Serta tidak ada kamar mandi dan WC, jika ingin buang ait besar atau mandi harus ke sungai yang jaraknya beberapa ratus meter.

Padahal Mbah Moah tinggal sendiri, tidak ada yang menemani dan merawatnya. Karena semua saudaranya tinggalndi luar Jawa, sementara dirinya yang warga asli Dusun Dawung hanya diberikan sepetak tanah kecil untuk ditinggali. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari Mbah Moah, dibantu oleh warga sekitar termasuk bantuan sosial dari pemerintah.

Atas kondisi ini Polres Blitar melalui bersama Muspika Kesamben berinisiatif membangunkan rumah sederhana, yang layak huni untuk Mbah Moah di masa tuanya. Mulai Jumat (10/7/2020) kemarin didatangkan material seperti batako, semen, pasir, kusen dan lainnya. “Atas kondisi yang dialami Mbah Moah tersebut, Polres Blitar bersama Forkopimda dan Muspika Kesamben membantu membangun rumah layak huni,” tutur Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya, Sabtu (11/7/2020).

Baca Juga :  Awal Tahun, 5 Pejabat Polres Blitar Dimutasi

Bangunan rumah sederhana berukuran 3×4 meter tersebut, dibangun mulai dari pondasi dengan cara kerja bhakti bersama warga Dusun Dawung, “Rumah layak huni tersebut, dibuat lengkap dengan kamar mandi agar Mbah Moah tidak perlu berjalan jauh ke sungai lagi,” jelas AKBP Fanani.

Diungkapkan AKBP Fanani polri hadir ditengah masyarakat yang mengalami kesulitan, baik tertimpa bencana, musibah maupun butuh bantuan lainnya. “Kami selalu ada untuk membantu, mengayomi dan melindungi masyarakat yang membutuhkan,” tandas perwira dengan melati dua di pundak ini.

Proses pembangunan rumah layak huni ini diperkirakan membutuhkan waktu sekitar seminggu, sementara Mbah Moah ditampung di rumah salah satu warga.

Ditambahkan AKBP Fanani pihaknya juga berterima kasih, atas bantuan dan kepedulian seluruh pihak dalam pembangunan rumah layak huni untuk Mbah Moah ini imbuhnya. (ais)



Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini