SURABAYA (Lenteratoday) – Pembangunan jalur lintas selatan (JLS) yang sudah memakan waktu 18 tahun masih tak kunjung selesai. Bahkan, dari 684 Km jalur yang dibangun, masih ada 301,18 Km yang belum selesai dan 214,7 Km yang belum tersentuh sama sekali. Untuk menyelesaikan semua proyek ini diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 4,78 triliun.
Pembangunan JLS di kawasan Jatim yang melintasi 8 kabupaten ini ditargetkan bakal rampung pada 2024 mendatang. Meski demikian, diperkirakan target tersebut tidak tercapai, mengingat beberapa kendala termasuk masalah pendanaan dan juga pembebasan lahan.
Ketua Komisi D DPRD Jatim, Kuswanto mengataan bahwa selain jalur yang belum terselesaikan masih cukup panjang, ternyata masih ada lahan yang belum dibebaskan. Panjang jalur yang lahannya belum dibebaskan itu mencapai 47,19 Km.
Untuk mencari solusi dan percepatan pembangunan JLS tersebut, Komisi D DPRD Jatim, hari ini Selasa (24/11/2020) menggelar rapat sinergitas di Semarang dengan menggundang Kementerian PU PR, Dirjen Binamarga, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, pimpinan dan anggota DPRD di delapan Kabupaten yang dilalui JLS, diantaranya Pacitan, Trenggalek, Blitar, Lumajang, Jember, Malang, Tulungagung dan Banyuwangi.
“Ada beberapa hal yang melatarbelakanginya, pertama keinginan Komisi D bahwa daerah pesisir selatan itu membutuhkan pengungkit perekonomian. Salah satu fasilitas yang dibutuhkan tentu bentuknya adalah infrastruktur jalan. Kita tahu, di situ ada perencanaan jalan yang menembus dari Banyuwangi sampai Pacitan jumlah sepanjang jalan ini adalah sepanjang 684 Km, dimulai perencanaannya tahun 2002 tetapi sampai sekarang ya belum terselesaikan,” kata Kuswanto.
Sebelumnya, Komisi D telah melakukan peninjaun ke lokasi pembangunan khususnya di kawasan lot 7 di Tambakrejo dan pantai Serang, Blitar. Di kawasan tersebut sedang dilakukan pengerjaan panjangnya 13 Km.
“Di situlah kita melakukan rapat dengan pihak terkait, yang pertama kita bertemu dengan perwakilan Kementerian PU PR, Dirjen Binamarga. Yang kedua kita ketemu dengan kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur Bali, kemudian pihak kontraktor PT Pembangunan Perumahan Persero, Kemudian dari Dinas PU Bina Marga Jawa Timur dan segenap anggota Komisi D,” katanya.
Dari pertemuan tersebut diketahui bahwa kondisi jalan sepanjang JLS yaitu 684 Km sisa penanganan yang belum terselesaikan ada 301,18 Km. Di kawasan lot 7 sedang dikerjakan sepanjang 13 Km yang diperkirakan memakan waktu tiga tahun namun bisa dilakukan percepatan jadi 2 tahun oleh kontraktor.
Kemudian, lanjut Kuswanto, sisa yang masih belum tertangani sama sekali ada 214,7 Km dan yang dipross sepanjang 86,48 Km dengan dana dari dari Islamic Development Bank. “Saya belum tahu (dana) itu hibah apa pinjaman, jadi sekarang yang menjadi tugas kita adalah mencari solusi sepanjang 214,7 Km,” tandasnya.
Sedangkan untuk progres saat ini, diantaranya di Pacitan sepanjang 87,4 Km sudah selesai semua, di Trenggalek dari 78 Km masih ada 39 Km yang belum selesai, di Tulungagung dari 54 Km masih ada 34 Km yang belum, di Blitar dari 68 Km masih ada 52 Km belum selesai. Malang dari 134 Km tinggal 9,4 Km yang belum selesai, Lumajang sepanjang 65,50 Km sudah selesai semua, Kemudian Jember dari 88 Km lebih yang belum terselesaikan ada 60 Km, kemudian Banyuwangi dari 163 Km tinggal 19 Km yang belum terselesaikan.
“Ini adalah pekerjaan yang harus kita selesaikan. Termasuk 47,19 Km lahan yang belum terbebaskan mungkin dari berbagai kabupaten yang belum tuntas tersebut,” tandasnya. (ufi)