Surabaya – Anggota DPR/MPR RI, Bambang DH kembali melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Kegiatan tersebut dilakukan di Universitas 17 Agustus 1945, Minggu (9/2/2020). Dalam kesempatan itu, mantan Walikota Surabaya ini meminta perbedaan yang ada bisa menjadi pemersatu.
Dalam sambutanya kali ini Bambang DH menyampaikan jika sosialisasi ini terus dilakukan guna menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI). Sebab masih banyak yang memetakkan suatu suku atau ras.

“Apalagi dengan media sosial, bangsa ini terkotak-kotak. Banyak negara yang makmur karena perang saudara, karena persoalan ideologi, gesekan ras atau suku,” katanya
Bambang DH menilai bahwasanya sejak reformasi dirasakan, masalah UUD, Ideologi tidak banyak disentuhkan peserta didik, bentuk negara saja diragukan. Maka dari itu, sosialisasi ini terus digalakkan untuk membangun negeri yang maju.

Banyaknya suku yang ada di Indonesia mengharuskan untuk menghargai perbedaan yang ada. Sebab hal itu menjadikan Indonesia negara yang utuh. “Kita ini terdiri dari berbagai suku bangsa, bukan untuk terpecah belah. Tetapi untuk bersatu membangun negeri. Ingat Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika menjadi pilar bangsa ini,” tegasnya.
Tak hanya itu, sosilasasi yang kali ini mendatangkan guru besar Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. Warsono, M.S. Ia mengatakan jika kondisi Indonesia saat ini harus dimanfaatkan untuk kemajuan. Menempatkan perbedaan dengan kesetaraan.
“Negara yang kuat adalah negara yag berbasis intelektual, sebagai modal untuk hidup,” ujarnya
Ia juga mengatakan bahwa ketika pendiri negara memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 ada tiga point penting yang disampaikan.
“Tiga point tersebut Membangun negara, membangun bangsa, membangun karakter,” katanya.
Jadi anak muda itu, lanjut Prof Warsono, harus berani berpendapat, jangan takut salah. Sebab dari sana bisa belajar banyak hal. Tak lupa ia juga mengingatkan bahwa pendidikan moral harus tetap ditumbuhkan.

“Karena yang menentukan majunya bangsa adalah moral yang dimiliki. Negara dan bangsa ada di tangan anak muda. Tak hanya itu saja, soal kebebasan berpendapat juga dimanfaatkan sebaik mungkin. Tetapi perlu diingat jangan terlalu harus bisa menerima gagasan orang lain,” ungkapnya.
Ada satu pertanyaan yang terlintas dalam benak peserta, mengapa harus empat pilar ini? Apakah dengan adanya Pancasila tidak bisa menyongsong negeri ini?
Prof Warsono menjawab bahwasanya masyarakat yang ada di Indonesia adalah majemuk. Pancasila tidak bisa membentuk negara sebab cuman 5 point. Karena Bhineka Tunggal Ika, Pancasila UUD, NKRI menjadi esensi sebuah negara.
“Negara yang majemuk jangan digegerkan lagi, Kita ini manusia, didasari Pancasila ini yang harus kita majukan. Berfikir kreatif, kritis. Pesan saya beranilah berfikir. Nasionalisme tidak berati apa” jika tidak punya prestasi,” pungkasnya.(ard)