MALANG (Lenteratoday) – Stok tomat dan bawang merah yang menipis di pasaran menjadi pemicu utama inflasi sebesar 0,24 persen, secara month-to-month (mtm) di Kota Malang selama November 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, menipisnya stok membuat komoditas pangan seperti bawang merah memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan harga, diikuti tomat, minyak goreng, dan daging ayam ras.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap inflasi November yaitu sebesar 0,17 persen. Kondisi tersebut dikarenakan panen tomat dan bawang merah telah berkurang sehingga pasokan dari kedua komoditas tersebut mulai berkurang di masyarakat,” ujar Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, Rabu (4/12/2024).
Selain inflasi mtm, Kota Malang juga mencatakan angka inflasi year on year (yoy) sebesar 1,22 persen, dan year to date (ytd) sebesar 0,89 persen. Menurutnya, inflasi mtm tertinggi tercatat di Kabupaten Bojonegoro, yakni sebesar 0,46 persen.
Selain itu, menurut Umar, penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), juga turut berpengaruh pada angka inflasi Kota Malang.
“Kemudian juga harga emas di Indonesia, ini mengikuti tren kenaikan harga emas dunia. Di Indonesia harga emas antam sudah berada pada kisaran Rp 1,5 juta per gram,” sambung Umar.
Di sisi lain, Umar mengatakan beberapa bahan pangan juga mengalami deflasi. Pada bulan November, menurutnya harga rata-rata beras turun sebesar 0,65 persen dibandingkan harga di bulan Oktober.
“Beras memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen. Penyebab turunnya harga beras di antaranya adalah ketersediaan stok yang mencukupi di pasar,” jelasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi