Wawali Madiun Anjurkan Pelaku UMKM Tidak Gunakan Kemasan Plastik

Madiun – Wakil Walikota (Wawali) Madiun Inda Raya meminta pada palaku UMKM di Kota Madiun untuk meminimalisir penggunaan plastik sebagai kemasan produk. Permintaan itu direalisasikan dalam kampanye peduli lingkunga.

Inda sapaan lekat wawali, menjelaskan penggunaan plastik tidak bisa dikontrol dan itu berdampak pada semakin menggunung sampah di TPA yang ada di Kelurahan Winongo, Madiun. Selain itu ia melihat dinamika di dunia, bahwa isu sampah plastik menjadi problema sangat besar, sehingga dunia ini sudah dipenuhi dengan sampah plastik.

“Andai kata ada pelaku UMKM yang mempunyai kemasan dari plastik, minta tolong kalau memungkinkan bisa difikirkan untuk beralih ke kertas. Bayangkan di TPA kita itu sudah sangat meggunung sekali, karena kita belum bisa menggerong sampah tersebut kedalam tanah,” ungkapnya, Kamis (20/2/2020).

Namun, sebenarnya dengan banyaknya sampah tersebut tandanya perekonomian di Kota Madiun sudah berjalan dengan baik. Jadi trennya naik karena proses jual beli berjalan, tetapi ketika itu tidak diikuti dengan solusi yang menarik, maka juga akan menjadi masalah dikemudian harinya.

“Mungkin bisa diadopsi bentuk-bentuk kemasan berupa kerdus, paperbag, dan itu mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasannya,” harap perempuan tamatan pendidikan University of Wollongong Sydney Australia ini.

Inda menambahkan, mengurai plastik itu tidak gampang. Untuk mengurainya juga dibutuhkan waktu ratusan tahun. Bahkan berdasarkan data, Kota Madiun mempunyai 110 ton sampah perhari.

Baca Juga :  Walikota Abu Bakar dan Bunda Fey Nglarisi Dagangan UMKM Kelurahan Ngronggo di Pekan Festival UMKM Ramadan

Walaupun, lanjutnya, sampah-sampah tersebut bukan semuanya berasal dari sampah plastik, namun sebagian besar tumpukan yang menggunung itu adalah sampah plastik.

“Kita juga ingin bekerjasama dengan pihak lain untuk memanfaatkan plastik tersebut, tapi ada biaya yang harus kita keluarkan dan itu biaya sangat besar sekali. Makanya sebelum kita melakukan itu ada bagusnya kita mengurangi penggunaaan,” ujar Inda.

Kendati demikan Pemkot Madiun bukan tanpa solusi. Saat ini pihak pemerintah mengakali tumpukan sampah menjadi gas metan yang bermanfaat bagi warga sekitar. Ada sekitar 220 KK di Kecamatan Winongo yang terbantu dengan adanya gas dari olahan sampah tersebut.

“Dan kita sudah punya tempat sauna yang uapnya dari pembakaran sampah. Tapi tentunya ditambah dengan penggunaan zat-zat yang dapat menghilangkan bau. Jadi kita sudah ada,” tutupnya.

Sementara itu Koordinator Pengolahan TPA Winongo, Yano Force membenerkan jika saat ini warga amat terbantu dengan adanya gas metan. Menurutnya produksi gas metan bukan hal baru, bahkan pemanfaatannya sudah berjalan kurang lebih empat tahun. Tetapi yang menjadi beda saat ini tumpukan sampah semakin banyak, jadi efeknya pembuatan gas metan juga bertambah.

“Ya, alhamdulillah lah mas, banyak membantu warga. Ya, semoga ke depannya dengan bertambahnya sampah dapat menambah juga bantuan ke warga,” pungkasnya. (Sur)

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini