Cerita Kegigihan Razzaq, Ikut UTBK di Unesa Sambil Diinfus


SURABAYA (Lenteratoday)— Kegigihan Muhammad Aimanur Razzaq untuk bisa masuk ke universitas impiannya patut diacungi jempol. Di tengah kondisinya yang kurang sehat, ia tetap semangat mengikuti tes UTBK di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya.

Ia tampak hadir dengan selang dan botol infus di tangannya, serta didampingi sang perawat. Peserta UTBK asal Gresik itu tetap menjalani tes kendati sedang menderita demam berdarah dengue (DBD) sejak Rabu (1/5/2024) lalu, saat sedang menjalani latihan soal-soal persiapan UTBK.
 
“Saat latihan soal itu saya merasa badan mulai panas, dan terpaksa menghentikan latihan karena badan rasanya sudah mulai tidak stabil. Saya dibawa ke rumah sakit, setelah cek di lab, ternyata kena DBD dan harus dirawat intensif di RS Semen Gresik,” kata Razzaq, Senin (6/5/2024).
 
Razzaq mengaku, jika awalnya bingung apakah harus tetap ikut UTBK atau fokus penyembuhan. Namun, karena tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut, dia memilih tetap ikut tes agar bisa diterima di kampus pilihannya yaitu ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) dan UB (Universitas Brawijaya).
 
“Dari awal saya sudah mempersiapkan UTBK ini dengan mengikuti bimbel. Awalnya mau fokus penyembuhan, karena waktu UTBK sudah mepet jadi saya paksakan untuk tetap belajar,” ucapnya.
 
Razzaq mengaku, jelang UTBK suhu tubuhnya masih tinggi. Tetapi semangatnya untuk mengikuti tes tersebut tidak kalah tingginya. Tekadnya dan cita-citanya terlalu besar, sehingga langkahnya tidak terhentikan, meski dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.
 
“Saya ingin membanggakan orang. Di belakang saya ada banyak dukungan dari guru, teman dan pastinya dari orang tua. Masa mau nyerah? Harapannya semoga tes ini bisa maksimal dan bisa diterima di prodi pilihan saya,” ungkap lulusan SMAN 1 Gresik itu.
 
Perawat yang mendampingi, Muhammad Fathurrahman menyampaikan rasa salutnya atas perjuangan pasiennya itu. Dia mengungkapkan, kondisi Rezzaq masih belum stabil dan masih harus infus.
Ia menyebut, jika dokter sebenarnya tidak menyarankan pasiennya untuk beraktivitas yang berat, termasuk melakukan perjalanan dari Gresik ke Surabaya. Karena permintaan Razzaq sendiri yang ingin ikut UTBK tersebut, akhirnya dokter mengizinkannya untuk berangkat dengan pendampingan.

Baca Juga :  Unesa, UGM dan Politeknik Negeri Madiun Kolaborasi Kembangkan Wisata Batik Berkonsep Lingkungan dan Pendidikan di Sidomukti Magetan

“Saya ditugaskan untuk mendampingi karena takutnya ada apa-apa dengan pasien. Jujur, saya salut perjuangan dia yang meski sakit, tetapi tetap harus mau berjuang untuk tes masuk perguruan tinggi,” ucap Fathurrahman.
 
Fathurrahman juga menuturkan, jika pasiennya itu sering belajar di rumah sakit sembari melawan penyakitnya. 

“Dokter memberikan izin tetapi Razzaq memerlukan cairan infus untuk memenuhi kebutuhan elektrolit akibat peningkatan metabolisme tubuh. Selain itu, agar tubuh pasien tidak dehidrasi. Apabila demam tiba-tiba muncul, saya juga sudah menyiapkan obat untuk menurunkan panas,” tuturnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengapresiasi perjuangan para peserta untuk mengikuti UTBK di Unesa. Ada yang berjuang datang dari daerah terjauh hingga ada yang hadir dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan seperti Razzaq dari Gresik.
 
Prof Nurhasan menuturkan bahwa setiap perjuangan tidak akan sia-sia. Siapa yang berjuang dengan sungguh-sungguh, maka hasil yang diperolehnya nanti tidak akan menghianati prosesnya. “Ada banyak sekali cerita perjuangan peserta UTBK, semoga hasilnya nanti bisa membawa peserta di prodi dan kampus tujuannya masing-masing,” ucapnya.
 
Ia juga menyampaikan bahwa Unesa melalui Fakultas Kedokteran (FK) menyediakan tim medis khusus yang standby saat tes UTBK. Tim tersebut disiapkan untuk mengantisipasi dan memberikan penanganan medis kepada peserta yang membutuhkan.
 
“Selain tim medis, kita juga ada relawan khusus dari SMCC yang selalu standby di setiap lokasi tes. Tim kami ini ada yang dosen dan ada mahasiswa. Ketika misalnya ada yang pingsan, atau kurang sehat ada tim kami yang siap menangani,” tukasnya.

Reporter: Amanah/Editor: widyawati

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini