Jumlah Penderita Cacar Monyet RI Melonjak, Kini 24 Orang

JAKARTA (Lenteratoday)- Jumlah kasus pasien cacar monyet atau Mpox di Indonesia melonjak. Kini total berjumlah 24 orang dan mulai ditemukan di luar Jakarta yaitu, Tangerang Selatan hingga wilayah Jawa Barat.

“Kasus Mpox sekarang sudah ada 24 kasus. Selain dari Jakarta dan Tangerang Selatan, ada temuan satu kasus di Bandung,” beber Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, dikutip Senin (30/10/2023).

Catatan tersebut berdasarkan laporan yang dihimpun Kemenkes RI hingga 29 Oktober 2023. Pasien seluruhnya merupakan laki-laki dengan rentang usia 25 hingga 48 tahun.

Belum diketahui lebih lanjut gejala awal maupun kronologi pasien di Kota Bandung yang pertama kali terpapar. Pasien merupakan pria berusia 36 tahun, kini diberikan terapi suportif untuk mengatasi gejala yang dikeluhkan.

Sejauh ini, pemerintah juga masih menelusuri kontak erat dari kasus Mpox di Bandung.

Adapun pasien yang teridentifikasi positif langsung menjalani perawatan isolasi di RS. Menurut Maxi, laporan kasus Mpox yang berhasil diidentifikasi, diyakini jauh lebih sedikit ketimbang penyebaran di masyarakat.

“Kami kemarin mengundang para epidemiolog, mereka mencoba menggunakan rate yang terjadi di Inggris itu, mereka memperkirakan kasus kita itu, dengan jumlah populasi kunci bisa sampai 3.600 orang,” bebernya.

“Kalau tidak ada intervensi dengan baik, terutama edukasi pada mereka, terutama edukasi perilaku bersih dan sehat. Seperti jangan berhubungan seks saat ada gejala, atau saat tidak ada gejala hubungan seks yang aman menggunakan kondom,” pesan dia.

Dua gejala utama yang sering dikeluhkan adalah lesi di kulit sampai pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, keluhan lain yang tidak khas dengan Mpox juga kerap dirasakan pasien.

“Semua bergejala. Hanya ada satu yang asimptomatik. Jadi ada paling banyak itu ada lesi pada kulit, disertai demam, ada pembengkakan kelenjar terutama di pangkal paha, sakit menelan, nyeri tenggorokan, ada sakit otot myalgia, kemudian ada menggigil, badan terasa sakit kelelahan,” kata dr Maxi di kesempatan sebelumnya

dr Maxi mengimbau kelompok rentan yakni LSL agar melakukan vaksinasi dan pemeriksaan dini jika mengeluhkan gejala lesi di kulit, utamanya di area genital. Pemerintah sudah menyiapkan 1.000 dosis vaksin untuk 500 orang.

Baca Juga :  Antisipasi Meluasnya Cacar Monyet, IDI Bentuk Satgas Khusus

Vaksin bisa didapatkan di sejumlah puskesmas. Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, dr Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea, MKM, vaksin cacar monyet atau Mpox tidak terbuka untuk masyarakat umum, hanya diperuntukkan bagi mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien atau terpapar cacar monyet.

“Monkeypox sebetulnya yang paling dibutuhkan itu sekarang surveilansnya ya. Jadi penyelidikan epidemiologinya kemudian tentu isolasi dari kalau kasus yang sudah positif dan tatalaksananya,” ucapnya saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Selasa (24/10/2023).Vaksinasi Mpox dipastikan gratis alias biayanya ditanggung pemerintah.

Rincian 24 Sebaran Kasus di 2023:

Jakarta Selatan: 9 kasus

Jakarta Barat: 5 kasus

Jakarta Timur: 3 kasus

Jakarta Utara: 1 kasus

Tangerang: 3 kasus

Tangerang Selatan: 2 kasus

Kota Bandung: 1 kasus

Ada 6 rekomendasi lanjutan dari PB IDI mengenai penanganan kasus Mpox di Indonesia:

1.Banyak masyarakat yang belum terinformasi dengan baik mengenai apa itu Mpox, diperlukan penyebaran edukasi secara luas kepada masyarakat umum ttg infeksi ini, terutama cara penularan, pencegahan dan deteksi dini.

2. Lebih dari 90% penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya.

3. Untuk populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko. Hubungan seksual harus dilakukan dengan aman menggunakan kondom serta lakukan vaksinasi.

4. Kepada masyarakat umum, terlebih bagi populasi diatas, dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter apabila muncul gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam.

5. Pada kasus terduga Mpox, perlu dilakukan skrining / pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis), pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap (PF), serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/ keropeng/ kelainan kulit.

6. Penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas.

Reporter:dya,rls|Editor:widyawati

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini