Pemerintah dan Swasta Menyambut Baik Geliat Pariwisata Dunia

Spanyol berencana membuka bisnis pariwisata untuk turis internasional pada minggu depan, 21 Juni 2020 – membuat para traveler dapat melepaskan kerinduannya dengan pariwisata negara ini.

Dilansir Lentera Today (Senin, 15/6/2020), Negeri Matador tersebut membuka perbatasannya dengan negara-negara anggota Zona Schengen UE dan Inggris pada 21 Juni 2020. Traveler yang berasal dari negara-negara tersebut tidak perlu menjalani karantina selama 2 minggu ketika tiba di Spanyol.

Spanyol mengumumkan keadaan darurat pada 14 Maret 2020, dan membuat serangkaian langkah guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Karantina yang dilakukan oleh Spanyol merupakan salah satu yang terketat di dunia.

Spanyol merupakan salah satu negara yang travel dan tourism-nya memiliki kontribusi cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB), yakni 14,3 persen.

Setelah Spanyol, terdapat Italia dan China yang memiliki kontribusi travel dan tourism cukup besar terhadap PDB, yakni masing-masing 13 persen dan 11,3 persen.

Mesir membuka bandara

Sementara itu, Pemerintah Mesir membuka seluruh bandara yang melayani penerbangan internasional mulai 1 Juli 2020. Penerbangan komersial umum ditutup sejak Maret lalu untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.

Menteri Penerbangan Publik Mohammed Manar Enabah, diberitakan Lentera Today (Senin, 15/6/2020), menyebut pembukaan penerbangan itu mengiringi geliat pariwisata untuk turis asing akan dibatasi di lokasi-lokasi wisata di tiga provinsi pesisir.

Enabah dan Menteri Pariwisata Khaled al-Anani, yang juga hadir dalam acara temu media itu, memaparkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 di atas pesawat, di bandara, serta di dalam hotel demi menjamin kesehatan dan keamanan para pelancong asing.

Keduanya sepakat menyebut bahwa pelancong yang berasal dari negara dengan kasus infeksi COVID-19 yang tinggi, berdasarkan penilaian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), harus dites terlebih dahulu sebelum mendatangi Mesir.

Pandemi telah mematikan industri pariwisata Mesir–yang disebut pemerintah menyumbang lima persen perekonomian negara, namun menurut analis bisa mencapai 15 persen jika pekerjaan dan investasi terkait industri ini juga disertakan.

Baca Juga :  Gundah Gulana Pariwisata Indonesia (HARIAN LENTERA TODAY EDISI RABU,02/12/2020)

Indonesia Optimis

Presiden Joko Widodo melalui video conference, beberapa waktu lalu meyakini, industri pariwisata akan kembali menggeliat. Hal ini merupakan hal wajar, sebab sepanjang tahun ini semua warga dunia harus puasa pelesir akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Presiden minta dilakukan langkah-langkah mitigasi yang mendesak dilakukan tahun ini. 

CEO World Travel and Tourism Council (WTTC) Gloria Guevara Manzo mengemukakan, pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap industri perjalanan dan pariwisata dunia yang selama ini berkontribusi besar terhadap ekonomi dunia. Tahun lalu, sektor ini mampu menyerap 330 juta orang di seluruh dunia dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai  8,9 triliun dollar AS atau tumbuh 3,5 persen.

Kalangan swasta di Indonesia ikut menyambut baik sinyal positif geliat pariwisata. Bisnis pariwisata harus beradaptasi terhadap kondisi yang baru serta mengatur kembali strategi model bisnis agar bisa bertahan di era normal baru, dengan menyesuaikan perkembangan teknologi.

Mukharam Khadafi, CEO Manaya Indonesia, biro travel penyelenggara Haji&Umrah, Sidoarjo menilai sudah saatnya pariwisata kembali bangkit. Selain haji dan umrah, Manaya menyelenggarakan wisata ‘Napak Tilas Jejak Para Nabi’, kunjungan Al Aqsa di Palestina, Jordania, Mesir, serta ke negara Timur Tengah lainnya.

“Dunia pariwisata akan kembali bergeliat setelah beberapa bulan vakum. Pasca pandemi akan terjadi tren baru dalam berwisata,” ujar Khadafi.

Tren baru itu, misalnya wisatawan diminta mematuhi protokol kesehatan. Seperti pengecekan suhu tubuh, mewajibkan cuci tangan, dan menggunakan masker serta face shield, termasuk adanya pembatasan jumlah penumpang pesawat, dan bus.

Era normal baru, kata Khadafi, membawa peran baru dan ekspektasi di sektor pariwisata. Khadafi mempridiksi, dengan adanya kenormalan baru itu nantinya akan berimbas pada kenaikan biaya perjalanan.

Tri Andhi Suprihartono, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Investasi dan IT, DPP Asosiasi Pengusaha Jawa Timur menyebut, kalangan pengusaha ikut bergembira.

Dibukanya bandara Mesir, misalnya, menunjukkan bergeliatnya kembali sektor pariwisata dan wisatawan untuk menikmati kehidupan normal baru dengan lebih optimis.

Mesir menjadi salah satu primadona tujuan wisata bagi masyarakat Indonesia. Selain bisa memberi nuansa baru terjalinnya kembali hubungan wisata juga terbangunnya kembali hubungan usaha dan dagang (ekonomi) di kalangan pengusaha.

“Kenormalan baru tentu memberikan optimism, bahwa kehidupan akan terus berlanjut dengan lebih baik,” harap Andhi (Arifin BH, Pemimpin Redaksi LenteraToday).

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini