Pilkada Serentak, Modal Politik Khofifah Jauh Lebih Besar dari yang Lain

SURABAYA (Lenteratoday) – Khofifah Indar Parawansa dinilai memiliki modal jaringan politik lebih besar dibandingkan degan nama-nama lain yang berpotensi untuk maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Timur pada November mendatang, termasuk Menteri Sosial Tri Rismaharini.

“Dalam perkembangan saat ini Bu Risma masih belum begitu bisa mengimbangi, artinya belum kuat mengejar Bu Khofifah,” kata Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi dikutip dari Antara, Senin (29/4/2024).

Dia menandaskan bahwa jaringan politik yang dimiliki Khofifah semakin kuat melaui berbagai langkah strategis seperti bergabung ke dalam barisan tim pemenangan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, saat Pemilu Presiden 2024.

Peran Khofifah sebagai Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bisa memberikan dampak berkelanjutan pada potensi masuknya dukungan simpatisan pasangan nomor urut 2.

Terlebih pasangan Prabowo-Gibran pada akhirnya mampu memenangkan perebutan kursi kepala negara, mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Fahrul menandaskan keterlibatan langsung Khofifah menjadi kredit poin tersendiri memperkuat elektabilitas dan popularitasnya sebagai persiapan menyongsong kontestasi Pilkada Jawa Timur 2024.

“Selain itu pertimbangan lainnya, beliau punya basis masa Muslimat, pendekatannya intensif itu sudah rahasia umum,” ujarnya.

Baca Juga :  Ketua DPRD Jatim : Selama Empat Tahun Memimpin Jatim, Khofifah-Emil Dekat dengan Rakyat

Tak hanya itu, Fahrul menyebut posisi Risma sebagai kader PDI Perjuangan mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah yang notabenenya bukan merupakan anggota partai.

“PDI Perjuangan sampai sekarang belum bisa sepenuhnya melebur dengan Pak Jokowi, setelah beberapa kali ada ketegangan,” ucapnya.

Faktor selanjutnya, yakni Khofifah lebih memiliki pengalaman bertarung di pesta politik skala Jawa Timur. Sedangkan Risma, masih sebatas Kota Surabaya. “Bu Risma secara elektabilitas teruji di level Surabaya dan belum pernah teruji di level provinsi,” ucapnya.

Tak hanya itu, posisi Khofifah sebagai Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama menjadi keunggulan dari segi basis massa pendukung.

Namun, Fahrul tak memungkiri ketika nantinya Risma menjadi pesaing Khofifah di Pilkada Jawa Timur maka kontestasi berjalan lebih ketat dan dinamis, tak jauh berbeda ketimbang kondisi saat Pemilu 2024.

Sebab, Khofifah diprediksinya mendapatkan dukungan dari simpatisan pasangan Prabowo-Gibran, sedangkan Risma mendapatkan sumbangan dari pendukung Ganjar-Mahfud.

“Artinya petanya tidak berubah, tinggal pendukung nomor urut 1 (Anies-Muhaimin) arahnya ke mana,” kata Fahrul. (*)

Sumber : Antara | Editor : Lutfiyu Handi

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini