Biaya Haji dan Umrah Melejit, Tarif Hotel Arab Saudi Naik 300 Persen

SURABAYA (Lenteratoday) -Para jamaah umrah dan haji dari seluruh negeri termasuk Indonesia harus merogoh kocek lebih dalam tahun ini. Hotel di Arab Saudi dikabarkan menaikkan tarif hingga mencapai 300 persen. Padahal, sejak Agustus-Oktober 2022 lalu biaya ke Tanah Suci sudah lebih dulu dihantam kenaikan harga tiket maskapai.

Menurut perkiraan hitungan, misal untuk keberangkatan di bulan Februari via Jakarta 9 hari hotel bintang 4 harga umrah berkisar di Rp 29 juta sampai dengan Rp 30 jutaan. Kekhawatiran tidak hanya di kenaikan tarif, tapi ada potensi pembatalan keberangkatan.

Beberapa pelaku usaha travel umrah-haji mengatakan sangat sulit sekali mencari penginapan di Madinah. Walhasil meski Arab Saudi sudah membuka pintu lebar-lebar untuk pengunjung, tapi keberangkataan jamaah belum pulih seperti sebelum pandemi corona melanda.

Penyelenggaraan umrah mengalami tantangan baru. Setelah melonjaknya harga tiket pesawat pada bulan Agustus-Oktober, kini ada masalah lanjutan, yaitu kenaikan harga hotel di Arab Saudi yang mencapai 300 persen.

Kendala lain terletak pada terbatasnya ketersediaan kamar bagi para jemaat ibadah umrah.Padahal semua paket dan susunan biaya umrah sudah tersampaikan ke masyarakat jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Arab Saudi

“Paling terasa adalah hotel bintang 5, untuk aat ini travel-travel tidak bisa menjanjikan terlalu banyak untuk ketersediaan kamar bintang 5,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP AMPHURI, Azhar Gazali, Senin (2/1/2023).

Kebutuhan jamaah umrah atas akomodasi yang nyaman diyakini dapat mempengaruhi minat masyarakat yang akan menjalankan ibadah. Karenanya, Azhar mengatakan bahwa akan ada penyesuaian harga umrah ke depannya.

Jamaah Umrah keluarga besar SMK Dr. Soetomo Surabaya 19-31 Oktober 2022

“Ada penyesuaian terkait kondisi tersebut. Jika pun tetap diberangkatkan, ada penambahan biaya dari harga yang sebelumnya diberikan oleh pihak travel,” jelas Azhar.

“Keberangkatan di bulan Februari via Jakarta 9 hari hotel bintang 4 harga berkisar di Rp 29 sampai dengan 30 jutaan,” imbuhnya.Namun, Azhar tetap optimistis penyesuaian harga ini tidak akan menyurutkan minat umrah, serta keyakinan bahwa bisnis umrah akan kembali bangkit.

“Optimis pasti. Selama keinginan umrah masih besar dari calon jemaah. Asosiasi dan travel-travel yang bernaung di dalamnya tentu memiliki formulasi tersendiri untuk mengatasi masalah tersebut,” tukasnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Budi Darmawan.

“Banyak sekali teman-teman Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang sudah melakukan reservasi dan pembukuan yang terpaksa harus downgrade ataupun menaikkan harga,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Himpuh, Senin (2/1/2023).

Budi mengatakan, bahwa Himpuh telah mendapatkan informasi dari beberapa vendor hotel di Arab Saudi. Mereka menyebut bahwa kontrak hotel yang saat ini dipegang oleh PPIU, tidak bisa lagi menjadi acuan.”Karena harga-harga yang ada di kontrak itu sudah tidak berlaku lagi,” terang Budi.

Ia menyampaikan, bahwa tantangan ini tidak hanya dihadapi oleh jamaahdan PPIU di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.”Beberapa waktu lalu saya mendengar sendiri dari jamaahMalaysia, hotel mereka dipindahkan dari Kota Makkah,” tutur Budi.

“Saya pribadi juga merasakan dampak dari kenaikan harga hotel ini. Saya punya grup umrah yang terpaksa dibatalkan karena memang kondisi di Madinah, untuk cari satu kamar saja sulitnya luar biasa,” sambung Budi.

Ia menjelaskan, bahwa fenomena kenaikan harga hotel di Arab Saudi tidak hanya dilatarbelakangi oleh kenaikan kurs, ataupun dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi karena para pemilik hotel ingin menutupi kerugian mereka dua tahun terakhir, selama masa pandemi Covid-19.

Himpuh sendiri telah menginformasikan kondisi ini kepada Kementerian Agama. Himpuh meminta agar Kementerian Agama dapat memahami situasi tersebut, dan membuat keputusan yang bijaksana.”Kami minta agar Kementerian Agama tidak memberikan peringatan kepada PPIU apabila terjadi downgrade atau pemindahan hotel jemaah. Karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” ujar Budi.

Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur tidak secara lugas menyatakan berapa kenaikan biaya umrah, tapi dia mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran bagi PPIU untuk menyikapi kondisi saat ini.

Agar PPIU dan jamaahnya dapat saling membangun pengertian dan memahami kondisinya dan memberikan kesempatan bagi PPIU untuk tetap memberikan pelayanan terbaik dengan biaya umrah yang sudah disepakati.

Beberapa poin dalam surat edaran itu antara lain meminta PPIU untuk bermusyawarah dengan calon jamaah umrah sehingga bisa memahami kondisi yang terjadi.

“Jika memang harus melakukan penambahan biaya, maka penambahan biaya tersebut harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Jika memang harus melakukan perubahan hotel baik setaraf maupun di bawahnya (downgrade) pelayanan dikarenakan hotel yang dipilih telah full booked, sebaiknya disosialisasikan kepada jamaah terlebih dulu,” ujarnya.

Poin berikutnya, jika memang harus melakukan perubahan program/jadwal keberangkatan yang semestinya ke Makkah, namun bisa terlebih dulu ke Madinah atau sebaliknya.”Bisa juga sebelum ke Madinah ke Thaif dulu. Namun semua itu harus disosialisasikan kepada jamaah, sehingga jamaah tetap merasa aman, nyaman dan menyenangkan,” ujarnya.

Dia juga meminta PPIU untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada jamaah/masyarakat terkait perubahan situasi yang terjadi di Saudi.”Jika ada perubahan program dan harga, penyelenggara bisa menawarkan program tersebut dengan komitmen baru yang disetujui jamaah,” tutupnya.Imbas dari kenaikan tarif hotel ini, beberapa jamaah sudah dipindahkan dari hotel di Makkah.

ARSIP: Umtah bulan Ramadhan 5 Juni 2019 bertepatan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah

Kenaikan harga hotel di Arab Saudi tidak hanya dilatarbelakangi oleh kenaikan kurs, ataupun dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi karena para pemilik hotel ingin menutupi kerugian mereka dalam dua tahun terakhir, selama masa pandemi Covid-19.

Perlu diketahui, Amphuri mengungkapkan kenaikan tarif penginapan atau hotel di Arab Saudi disebabkan oleh beberapa faktor.Pertama, meningkatnya jumlah kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara setelah ditutupnya umrah selama pandemi yang berlangsung hampir dua tahun.

Kedua, meningkatnya jumlah jamaahumrahjuga akibat libur panjang di seluruh negara. Ketiga, tingginya antusiasme umat Islam sedunia untuk menunaikan umrah pasca pandemi.Selain itu, kebijakan hotel-hotel di Arab Saudi terkait reservasi grup tidak sebanyak sebelumnya, hanya disediakan sekitar 50-60 persen untuk kuota grup.

Kuota Haji 100 persen
Di sisi lain, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, kuota haji Indonesia pada tahun 2023 atau musim haji tahun 1444 Hijriah yakni 100 persen atau kuota penuh.Yaqut bahkan optimistis Indonesia mendapatkan penambahan jatah kuota haji.

“Haji tahun depan (2023) sesuai komunikasi saya dengan Menteri Haji Arab Saudi, kuota jamaahhaji Indonesia 100 persen,” jelasnya dalam acara Kaleidoskop Capaian Kinerja Kemenag 2022, dikutip dari laman Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama.

“Bahkan, bisa lebih kalau kita negosiasi dalam muktamar haji tahun depan Artinya tantangan akan jauh lebih berat,” lanjut Yaqut.

Dalam kesempatan tersebut, Yaqut juga mengatakan pelaksanaan haji tahun 2022 mendapatkan nilai memuaskan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) dengan indeks 90,45 persen.Oleh karena itu, ia berpendapat tugas dan tantangan pada tahun 2023 akan lebih berat karena penilaian yang tinggi pada tahun sebelumnya.

“Tugas dan tantangan ke depan akan lebih berat karena benchmark sudah tinggi. Kalau haji tahun ini kita dapat penilaian sangat memuaskan dengan indeks 90,45 berdasarkan hasil survei BPS,” bebernya.”Maka kepuasan jamaahhaji tahun depan tidak boleh rendah dari capaian tahun ini, dan itu tentu bukan pekerjaan yang mudah,” kata Menag.

Sebagaimana diketahui, pada 2019 Indonesia mendapatkan kuota 214 ribu jamaah haji. Jumlah sebanyak itu dipangkas hingga separuh pada masa Covid-19 mewabah. Akibatnya, hanya 100.051 jamaah haji yang diberangkatkan pada 2022.

Jumlah ini terbilang sedikit untuk peminat yang mencapai 5,2 juta orang. Jumlah jamaah berangkat haji yang sedikit ini berimplikasi pada waktu antrean yang semakin panjang. Masa tunggu berangkat haji beragam. Kementerian Agama mencatat, ada yang menunggu selama 12 tahun di Maybrat untuk berangkat haji regular. Yang paling lama mencapai 97 tahun di Sidrap (artikel ini tayang di Koran Lentera edisi hari Selasa, 3/1/2023)

Editor: Arifin BH

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini