Bupati Trenggalek Tinjau Penanganan Bencana di Kecamatan Panggul

TRENGGALEK (Lenteratoday) – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, meninjau langsung beberapa titik yang terdampak bencana alam di Kecamatan Panggul pada Rabu (4/12/2024). Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi situasi pasca-bencana dan menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat.

Kecamatan Panggul beberapa hari terakhir menghadapi sejumlah bencana, termasuk ancaman longsor pada beberapa sekolah, kerusakan jalan di Desa Karang Tengah akibat tembok penahan yang amblas, serta kerusakan rumah warga.

“Kita hari ini mengecek beberapa lokasi. Kemarin juga dinas teknis sudah mengecek langsung. Yang terpenting sekarang, warga-warga yang terdampak dipastikan kita kolaborasi pendanaannya untuk meringankan beban,” ujar Mas Ipin, sapaan akrab bupati Trenggalek.

Dia juga menekankan pentingnya pemulihan infrastruktur yang terdampak, dimana memerlukan biaya yang tidak sedikit. “Tentunya infrastruktur yang terdampak ini kan butuh cost yang nggak sedikit. Jadi kita harus pandai putar otak bagaimana untuk percepatan pemulihan,” tambahnya.

Mas Ipin menyadari tantangan finansial yang dihadapi, terutama mengingat banyaknya proyek pembangunan yang belum selesai. “Ibaratnya membangun yang belum terbangun saja kita kesulitan finansialnya. Apalagi yang sudah terbangun. Seperti ini, jalannya masih bagus, terus terkena longsor, ini kan ibaratnya kerja dua kali,” ungkapnya.

Dia juga berharap bisa mendapatkan dukungan dari pusat untuk membiayai pemulihan, meskipun dia menyadari bahwa mencari anggaran tidaklah mudah mengingat situasi fiskal yang sedang dalam masa transisi.

Langkah awal yang akan diambil adalah mendata seluruh kerusakan dan mencoba mengalihkan anggaran yang ada untuk pemulihan bencana. “Langkah terdekat kita coba nanti mendata semua dulu, terus kemudian kita coba kalau ada pergeseran anggaran yang ada di ruang yang sama, kita gunakan dulu untuk pemulihan-pemulihan bencana,” jelasnya.

Mengingat curah hujan yang tinggi, Mas Ipin mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah lereng, untuk selalu waspada. “Untuk jangka panjang, di kawasan hutan jangan lagi ada perubahan pemanfaatan,” tambahnya.

“Kalau itu memang masuk kawasan hutan, ya sudah tanamannya kalaupun mau tanaman yang produktif, di bawah tegakan. Jangan dirubah jadi lahan tegalan pangan,” tegasnya.

Camat Panggul, Darmujiadi, yang turut mendampingi Bupati, menjelaskan bahwa kejadian bencana ini disebabkan oleh tingginya curah hujan setelah Pilkada. “Ini kejadian beruntun, karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi setelah Pilkada. Mulai tanggal 27 atau 28 November hingga tanggal 1 Desember, intensitas curah hujan cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan beberapa kejadian bencana, seperti tanah longsor, banjir, dan abrasi sungai,” kata Darmujiadi.

Reporter: Herlambang|Editor: Arifin BH

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini