
Era pesawatberbadan besar diperkirakan akan berakhir. Boeing Co. berencana mengakhiriproduksi pesawat jumbo jet 747 setelah diproduksi dalam 50 tahun terakhir.
Dilansirdari Bloomberg, pesawat Boeing 747-8 terakhir akan dirilis dari pabrik didaerah Seattle dalam waktu sekitar dua tahun dari sekarang.
Keputusanini belum diumumkan dengan para staf, namun dapat terbaca dari perubahan dalamlaporan keuangan.
Berakhirnyaproduksi Boeing 747 menjadi saat yang sangat ditakuti oleh para penggemarpenerbangan. Tidak akan ada lagi era pesawat jumbo berkabin ganda.
Bahkanpesaingnya, Airbus SE, juga bersiap untuk mengakhiri produksi pesawat A380setelah komponen pesawat terakhir dikirim ke pabrik di Toulouse, Prancis, bulanlalu.
Terlepasdari popularitasnya di kalangan pelancong, versi akhir dari 747 dan Airbus A380tidak pernah diterima secara komersial karena banyak maskapai beralih kepesawat bermesin ganda untuk penerbangan jarak jauh.
Nasib A380 bahkanlebih buruk. Pesawat yang mampu mengangkut sebanyak 853 penumpang tersebutdiperkenalkan pada tahun 2007, di saat banyak maskapai penerbangan sudahcondong ke pesawat yang lebih kecil dan lebih irit bahan bakar.
Pandemivirus corona juga menambah tekanan bagi Boeing dan Airbus karena merekakesulitan mencari pembeli pesawat berbadan lebar ini.
"Ternyata,jumlah rute yang membutuhkan pesawat jumbo jet semacam itu juga sangatsedikit,” kata analis dari Agency Partners, Sash Tusa, seperti dikutip Bloomberg.
Boeing dapatmengantisipasi tren penurunan minat terhadap pesawat berbadan besar denganmerilis pesawat bermesin kembar 777 dan 787 Dreamliner.
Dengandorongan dari seorang insinyur terkenal yang memimpin program 747, Joe Sutter,Boeing memutuskan untuk mengembangkan upgrade pesawat bermesinempat yang relatif murah untuk mengambil alih pangsa pasar dari A380.
Maskapaiseperti Air France, Lufthansa, dan Qatar Airways tengah mempertimbangkan apakahakan menghentikan operasional pesawat A380 mereka secara permanen. Airbus hanyamendapat pesawanan 9 pesawat A380.
Salah satupesawat adalah untuk Emirates Airline, operator A380 terbesar, yang tengahmempertimbangkan apakah akan membatalkan 5 pesanan pesawat lainnya.
Sementaraitu, Boeing telah mempersiapkan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri produksi747. Tim penjualan perusahaan telah mulai mempromosikan rencana pesawat kargo777X kepada para pelanggan.
Jika modeltersebut diminati, itu akan meningkatkan penjualan pesawat bermesin gandaterbesar di jajaran perusahaan.
“Dengantinggat produksi pesawat sebanyak 1 unit per dua bulan, program 747-8 butuhwaktu lebih dari dua tahun untuk memenuhi pesanan pelanggan kami saat ini. Kamiakan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehatdan memenuhi kebutuhan pelanggan,” demikian menurut pernyataan Boeing, sepertidikutip Bloomberg.
Boeing hanya memiliki sisa 15 pesanan untuk 747 dan seluruhnya adalah pesawat kargo. Sebanyak 12 unit dipesan oleh United Parcel Service Inc, sedangkan sisanya tidak jelas karena menjadi bagian dari perselisihan dengan Volga-Dnepr Group Rusia. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Senin, 6/7/2020) -Ist/abh.