Inilah Langkah Pemkot Membangun Generasi Anti Korupsi

Surabaya- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan progam ‘Guru Pembangun Peradaban’, Kamis (5/12) di Graha Sawunggaling. Program ini sebagai upaya Pemkot untuk mewujudkan cita-cita membangun generasi anti-korupsi sejak dini.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, program ini akan diterapkan di semua sekolah SD dan SMP baik swasta maupun negeri se-Surabaya. Nantinya, program ini akan dikemas dalam bentuk semenarik mungkin agar siswa dapat menerima pesan dengan baik.

“Jadi itu nanti anak-anak diajarkan tidak boleh nyontek dan harus disiplin. Membangun karakter yang baik untuk anak dalam bentuk permainan, sehingga anak-anak senang menerimanya,” kata Risma mengawali sambutannya pada acara yang juga dihadiri Direktur Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Indonesia, Maria Kresentia, kepala sekolah SD – SMP, serta ratusan guru agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) se-Surabaya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga berpesan kepada para guru agar terus mengajarkan kejujuran dan kerja keras. Misalnya, jika di sekolah anak-anak ingin mendapatkan nilai bagus, maka harus belajar. “Bukan didapat dari cara yang mudah. Harus belajar dan tidak menyontek,” ujarnya.

Dengan demikian, maka anak-anak tersebut akan mempunyai karakter. Sebab, untuk membangun karakter anak, harus mulai diterapkan sejak dini. Karena itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini pun meminta kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk menerapkan cinta Indonesia dan cinta tanah air kepada para pelajar.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan menyampaikan, Surabaya merupakan kota pertama pelaksana program ’Guru Pembangun Peradaba’. Untuk mendukung berjalannya program itu, SPAK Indonesia nantinya akan memberikan pelatihan kepada seribu guru di Surabaya. “Dari seribu guru ini, nanti mereka akan mengajarkan kepada para guru yang belum mendapatkan pelatihan agar lebih efektif,” kata Basaria.

Ia menjelaskan, pelatihan ini nantinya akan terbagi menjadi beberapa kloter dalam setahun. Sedangkan untuk per sesinya, akan diisi 50 guru. Artinya, dalam satu tahun pelatihan ini akan berlangsung sebanyak 20 gelombang. “Pelatihan seribu guru nanti dalam waktu satu tahun dibagi 20 batch (gelombang), berarti 50 guru per kloter,” katanya.

Menurutnya, metode yang digunakan dalam program ini tidak jauh beda dengan SPAK. Para siswa akan diajarkan apa saja hal-hal yang termasuk dalam kategori korupsi. Misalnya, mengambil sesuatu yang bukan milik pribadi, menyontek dan hal mendasar lainnya. “Semua itu kami kenalkan dan ajarkan sedini mungkin. Meskipun terlihat sederhana, tapi pada saat besar karakter ini yang akan melekat pada diri mereka,” paparnya.

Basaria menambahkan, baik buruknya anak itu tergantung dari pertumbuhannya sejak kecil. Karena itu, pendidikan yang paling utama adalah bagaimana merubah karakter seorang anak. Sebab, hal ini adalah modal dasar bagi anak untuk bersikap disiplin dan jujur. “Pendidikan karakter itu harus diterapkan sedini mungkin, karena menghilangkan niat jahat itu tidak bisa dilakukan satu atau dua tahun,” pungkas dia. (ard)


Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini