Jadi Partisipan Program IVLP 2024, Dosen UB Malang Soroti Advokasi Penyandang Difabel di Indonesia

MALANG (Lenteratoday) – Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Lutfi Amiruddin S.Sos, M.Sc terpilih sebagai partisipan dalam program bergengsi International Visitor Leadership Program (IVLP) 2024 yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. 

Dalam program ini, Lutfi menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pengoptimalan advokasi penyandang difabel di Indonesia. 

Dengan mengusung tema “Improving Access to Community Spaces”, yang fokus pada pengembangan aksesibilitas bagi kelompok difabel di berbagai sektor. Lutfi berharap dari program tersebut dapat membawa pulang wawasan baru, untuk memperjuangkan inklusivitas dan aksesibilitas yang lebih baik bagi penyandang difabel di tanah air.

“Di Amerika Serikat, kelompok penyandang difabel telah diakui sebagai bagian integral dari masyarakat dengan kemampuan berpartisipasi aktif, termasuk dalam dunia kerja. Misalnya, banyak tunanetra yang bekerja sebagai telemarketer untuk taman hiburan seperti Disneyland dan Universal Studio,” ujarnya, Jumat(6/12/2024).

Selain itu, menurutnya layanan di kampus-kampus Amerika Serikat juga telah terintegrasi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, dosen, dan staf penyandang difabel. Bahkan, hak kebutuhan tersier seperti hiburan juga menjadi perhatian.

“Kami sempat mengunjungi Stadion Fiserv Forum di Milwaukee dan gedung opera di Seattle, yang semuanya ramah difabel. Di Indonesia, advokasi baru sebatas pada kebutuhan primer seperti pendidikan dan kesehatan, sementara di AS sudah mencakup berbagai sektor strategis,” tambahnya.

Baca Juga :  Tingginya Kasus Gangguan Ginjal pada Anak, KPAI Desak Perketat Pengawasan Makanan

Melalui program ini, Lutfi juga mengaku telah mempelajari pendekatan hukum di AS, di mana setiap warga memiliki hak menuntut pemerintah jika aksesibilitas publik tidak dipenuhi. 

“Diskusi mengenai isu interseksionalitas, seperti persinggungan antara disabilitas dengan ras, gender, dan agama, menjadi salah satu fokus penting dalam forum ini,” jelasnya. 

Lebih lanjut, alumni Sarjana Sosiologi UB ini menyampaikan program IVLP tersebut akan menjadi langkah strategis, untuk memperkuat advokasi penyandang difabel di Indonesia dan memberikan dampak positif bagi komunitas yang lebih luas.

“Partisipasi saya dalam program ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memperluas jaringan untuk memperjuangkan inklusivitas di Indonesia. Semoga pengalaman ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi dalam advokasi penyandang disabilitas,” tutupnya.

Sebagai informasi, dalam program ini, peserta dari Indonesia yang berasal dari berbagai profesi, seperti staf kepresidenan RI, jurnalis, aktivis NGO hingga pegawai pemerintah berkesempatan mengunjungi empat kota besar di Amerika Serikat, yaitu Washington DC, Florida, Milwaukee, dan Seattle. 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais



Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini