DOHA (Lenteratoday) – Publik menilai ada 4 keputusan wasit asal Cina, Shen Yinhao yang merugikan Timnas Indonesia U-23 ketika kontra Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U-23 2024, Senin(29/4/2024) tadi malam. Bahkan dari jejak digital, juga terungkap dugaan tindak kriminal wasit yang pernah jadi pengadil di ajang SEA Games 2023 di Kamboja itu.
Adapun 4 keputusan yang dianggap merugikan skuad Garuda Muda pertama, kinerja wasit Shen Yinhao dianggap tidak netral sejak babak awal, karena tidak memberikan sanksi penalti ketika Witan Sulaeman dijatuhkan di kotak terlarang.
Kedua, Shen Yinhao menganulir gol yang dicetak Muhammad Ferari pada menit ke-61, dengan alasan Sananta dalam posisi offside.
Ketiga, memberikan kartu kuning kepada pelatih Shin Tae Yong yang berdiri di pinggir lapangan, karena melayangkan protes.
Serta terakhir yang keempat, mengusir Kapten Timnas U-23 Rizky Ridho setelah diganjar kartu merah di menit ke-84, dianggap melakukan pelanggaran keras menendang pemain Uzbekistan.
Tidak hanya kinerjanya yang jadi sorotan, terungkap juga bahwa wasit kelahiran Shanghai, Cina ini juga pernah tersandung dugaan kasus kriminal.
Melansir dari pemberitaan zuqiubao, Shen Yinhao pada 2020 pernah jadi sorotan publik sepak bola Cina. Lantaran tesis yang ia buat dianggap plagiat.
Pada 2017, Shen Yinhao menerbitkan tesis ketika menempuh pendidikan Magister (S2) yang berjudul ‘Penyebab dan Penanggulangan Stres di Kalangan Wasit Perguruan Tinggi’. Tesis dengan metode dan kajian serupa, ternyata pernah terbit pada 2012 dan karya dari Lu Yunfei.
Tak hanya satu karya ilmiah, untuk gelar doktor (S3) milik Shen Yinhao berjudul ‘Penelitian tentang situasi saat ini dan strategi pengembangan sekolah tradisional di kota Shanghai’. Juga diduga menjilpak tesis doktoral milik Xuan Haide dengan judul ‘Investigasi situasi saat ini dan penanggulangan perkembangan sepak bola tradisional di Provinsi Anhui’.
Universitas Tongji tempat Shen Yinhao mengambil S2 dan S3 telah menyelidiki kasus tersebut, namun posisi Shen Yinhao sendiri di kampus itu menjabat sebagai wakil dekan Akademi Sepak Bola Universitas Tongji.
Dugaan plagiarisme Shen Yinhao membuat heboh publik sepak bola Cina, ia terancam hukuman berat dan status wasitnya bisa dicabut oleh PSSI-nya Cina. Namun dari penelusuran, kasus dugaan plagiarisme ini menguap begitu saja dan tidak ditemukan penyelidikan secara hukum atas kasus tersebut.
Untuk informasi, pada 2018, pemerintah dan partai komunis Cina memperketat masalah plagiat. Melansir dari Xinhua, Partai Komunis dan Dewan Negara melarang plagiarisme, pembuatan data dan kesimpulan penelitian, penulisan hantu dan manipulasi peninjauan ulang.
“Siapa pun yang melanggar aturan integritas akan dimintai pertanggungjawaban oleh hukum,” tulis dokumen partai komunis Cina.
Selain jejak kriminal dugaan plagiarisme, Shen Yinhao pernah jadi bulan-bulanan publik sepak bola Cina. Lantaran pada 17 Oktober 2020 saat pertandingan Liga Super Cina, membuat keputusan kontroversial.
Pada laga itu, Shen Yinhao memberikan hadiah penalti yang menguntungkan Shandong Luneng. Tak hanya itu, kepemimpinan Yinhao di Liga Cina pada 2013 membuat laga Guangdong Rizhiquan vs Chengdu Sheffield United berbuntut ricuh.
Sumber:Snc,Sc/Editor:Ais