BLITAR (Lenteratoday) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Yandri Susanto mencanangkan Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar menjadi desa Top di Indonesia.
Hal ini disampaikan saat sambutan, sebelum melakukan pelepasan ekspor Kendang Djembe produksi Desa Sejahtera Astra (DSA) Bumdes Karya Mandiri dari Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar ke China, Selasa(5/11/2024).
Mendes dan PDT, Yandri bersama rombongan tiba di Desa Ngoran sekitar pukul 09.30 WIB, setelah sebelumnya menginap di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Saya menteri yang berasal dari desa, sebagai menteri yang baru dilantik sudah passion saya membangun desa sesuai tagline yang saya buat ‘Bangun Desa Bangun Indonesia, Desa Terdepan Untuk Indonesia’,” tutur Mendes Yandri di halaman Kantor Desa Ngoran.
Ditegaskannya Melepas ekspor kendang ke China ini merupakan sesuatu yang luar biasa hebat, apalagi nilai kontraknya mencapai Rp 17,6 miliar selama setahun.
“Ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dan hilirisasi produk desa, kayu kalau dijual sebagai papan atau kayu bakar nilainya berbeda jika diolah menjadi barang ekspor jauh berbeda hingga mencapai miliaran. Sehingga dari produk pinggiran (desa), bisa menjadi produk go internasional (ekspor),” tandasnya.
“Maka dengan kebanggaan ini, Desa Ngoran saya canangkan sebagai Desa Top di Indonesia, yang bisa menjadi contoh desa-desa lainnya di Indonesia,” tegas Mendes Yandri.
Hadir pada acara ini Pjs. Bupati Blitar Jumadi, Pj Sekda Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono, Chief of Coorporate Affairs Astra Riza Deliansyah, Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Kepala DPM Provinsi Jatim, Forkopimda Kabupaten Blitar, Forkopimcam, Pemerintah Desa Ngoran, Pendamping Desa dan pelaku UMKM.
Sebelum melepas ekspor Kendang Djembe, Mendes Yandri melakukan pemotongan pita peresmian gudang finshing dan konsolidasi ekspor Desa Sejahtera Astra. Sekaligus melihat langsung proses pembuatan kendang Djembe, serta mencoba memainkannya.
Terpisah, Chief of Coorporate Affairs Astra, Riza Deliansyah menyampaikan membangun negara tidak bisa sendiri-sendiri, pemerintah, swasta, akademisi dan pihak lain untuk kolaborasi bekerja sama.
“Kami dari pihak swasta juga tidak punya semua kemampuan itu, maka perlu adanya kerja sama, Seperti hari ini ada 3.300 kendang Djembe dari Blitar yang akan dikirim ke China melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya,” katanya.
Diungkapkan Riza kalau pihaknya sudah berkomunikasi dengan buyer (pembeli) dari luar negeri, untuk memasarkan produk-produk yang lainnya.
“Semoga dengan Program Desa Sejahtera Astra yang seluruh Indonesia ada 1.196 desa sejak kerja sama dengan pemerintah pada 2018, bisa mendorong kemajuan desa dan diikuti oleh desa-desa lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Pjs. Bupati Blitar, Jumadi yang juga hadir memanfaatkan kesempatan bertemu Mendes dan PDT untuk memaparkan potensi Kabupaten Blitar, mulai potensi wisata sejarh, wisata alam, pertanian, peternakan, palawija dan buah-buahan.
“Bahwa pengerajin kendang Djembe di Kabupaten Blitar ini ada juga di wilayah Kecamatan Kanigoro, Gandusari, Wlingi dan Srengat. Semuanya sudah mendapat pendampingan, mulai kemudahan izin, pelatihan dan pangsa pasar,” ujar Jumadi.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Blitar juga banyak, sehingga dapat kiranya PT Astra Internasional Tbk bisa mengakomodir produk unggulan lainnya. Seperti pagi mencapai 375 ribu ton per tahun, sayur 816 ribu kwintal dan buah 2,250 juta kwintal. Dibidang peternakan, kebutuhan telur nasional 30 persen dari Blitar dan daging ayam mencapai 2 juta ton.
“Untuk pariwisata, di Kabupaten Blitar ada potensi 12 candi terbanyak kedua di Jawa, bahkan Ibu Kota Ikan Koi Indonesia juga di sini (Blitar). Lalu di Kecamatan Wates ada Republik Melon yang tiap bulan menghasilam 60 ribu ton, belum lagi nanas, manggis dan kopi,” bebernya.
Namun keterbatasan APBD, perlu adanya sinergi dengan berbagai pihak termasuk. Termasuk kerja sama antar daerah, maka mohon adanya dukungan dari pemerintah pusat, provinsi dan swasta agar bisa andil untuk mengembangkan semua potensi yang ada pungkasnya.(*)
Reporter: Arief Sukaputra