KOLOM (Lenteratoday) -Lagu Let It Be terdengar sayup-sayup saat tiba di pintu masuk museum The Beatles Story di Liverpool.
When I find myself in time of trouble, Mother Mary comes to me
Speaking words of wisdom, let it be
And in my hour of darkness, she is standing right in front of me
Speaking words of wisdom, let it be….
Selain melegenda karena derby Merseyside antara Liverpool FC dengan Everton FC, Liverpool juga identik dengan The Beatles. Liverpool adalah The Beatles dan sebaliknya, The Beatles adalah Liverpool.
Museum The Beatles Story terletak di kawasan Albert Dock, kawasan pelabuhan yang menjadi salah satu cagar budaya UNESCO.
Selain museum ini, Albert Dock juga menjadi lokasi sejumlah objek wisata di Liverpool seperti Tate Liverpool, Merseyside Maritime Museum, dan The International Slavery Museum.
Ketika berkunjung ke Liverpool pada pertengahan April 2019, tak melewatkan kesempatan berwisata ke The Beatles Story, museum yang oleh pengelolanya disebut sebagai museum permanen terbesar yang menceritakan sejarah grup band paling populer di dunia tersebut.
Tiket masuk ke The Beatles Story dipatok bermacam-macam tergantung usia dan status. Pengunjung dewasa mesti membayar £17 atau sekitar Rp 315 ribu, anak-anak usia 5 hingga 15 tahun membayar £10 atau sekitar Rp 180.
Setelah membayar tiket, pengunjung mendapatkan headphone yang berisi panduan untuk mendengarkan seluruh konten museum dalam 12 bahasa.
Pengelola museum sudah memberikan angka dari satu hingga 26 untuk setiap tahap perjalanan The Beatles.
Di setiap nomor ada rekaman dengan durasi satu hingga dua menit yang berisi penjelasan mengenai perjalanan The Beatles.
Durasi untuk mengunjungi museum ini berkisar antara satu hingga tiga jam, tergantung seberapa lama kamu ingin bernostalgia dengan band penghasil aneka hits ini.
Salah satu titik penting perjalanan karir The Beatles adalah Casbah Coffee Club. The Beatles Story juga menceritakan masa-masa awal karir band ini, termasuk peran Casbah Coffee Club.
Pub ini berlokasi di kawasan West Derby sejauh 10 kilometer dari The Beatles Story atau bisa ditempuh dengan berkendara selama 10 menit. Namun saya tak sempat berkunjung ke Casbah karena mesti mengejar kereta ke Manchester.
“Casbah adalah tempat tempat kami memulai segalanya,” kata Paul McCartney dalam situs klub tersebut.
The Beatles Story menceritakan dengan sangat detail setiap tahap perjalanan The Beatles. Setelah periode Casbah, tur Hamburg pada Juli 1960, kemudian ada Frank Hessy Ltd tempat personel The Beatles membeli peralatan musik mereka pada awal kariernya, pembentukan The Official Beatles Fan Club, kisah Magical Mystery tour, cerita tentang aksi panggung terakhir The Beatles pada 30 Januari 1969 di kawasan Savile Row, London, perpecahan The Beatles termasuk cerita John Lennon dengan Yoko Ono yang melegenda tersebut. The Beatles Story juga menghadirkan cerita personal masing-masing anggota band ini.
Jika seluruh rekaman didengarkan dengan seksama, maka tour The Beatles Story bakal menghabiskan waktu selama 1,5 jam. Ini belum termasuk membaca setiap detail perjalanan hidup mereka atau menikmati kenangan bersama The Beatles.
Karena itulah, kata Wayan Agus Purnomo dari Tempo, jika Anda penggemar berat The Beatles, museum ini menjadi lokasi yang tak boleh dilewatkan saat bertandang ke Liverpool.
Editor: Arifin BH