SURABAYA (Lenteratoday) – Penggunaan kendaraan berdaya listrik sedang gencar-gencarnya di Indonesia, semua segmen kendaraan baik mobil, motor, sepeda, hingga transportasi publik seperti bus didorong untuk menggunakan jenis kendaraan yang menggunakan energi listrik.
Penggunaan kendaraan berdaya listrik ini sebagai upaya Pemerintah dalam rangka peningkatan efisiensi energi, ketahanan energi, dan konservasi energi di sektor transportasi yang ramah lingkungan.
Namum, hal tersebut tak sepandang dengan Anggota Komisi VII DPR-RI, Bambang DH menyatakan bahwa ambisi pemerintah untuk memasifkan transportasi listrik belum sepenuhnya siap. Menurutnya, sampai hari ini kesiapan infrastruktur pendukung mesih belum merata.
“Masyarakat pengguna kendaraan listrik masih banyak yang mengeluh soal ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang belum terlalu merata di beberapa daerah, itu harus jadi perhatian,” terang Bambang DH kepada Lenteratoday, Minggu (24/03/2024).
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan ini menilai bahwa penerapan kendaraan listrik sejauh belum menjadi cara yang efektif untuk membantu peningkatan efisiensi energi, ketahanan energi, dan konservasi energi yang ramah lingkungan, dilihat dari masih tingginya angka emisi karbon terutama di kota-kota besar.
Untuk itu, ia mendorong pengembangan bahan bakar hidrogen di Indonesia. Berdasarkan klaim riset, hidrogen dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan dibandingkan BBM atau listrik sehingga lebih efektif dan efisien untuk penggunaan kendaraan.
“Kita bisa berkaca pada Jepang yang sekarang sudah riset mengembangkan bahan bakar Hidrogen, proses pengisian hidrogen pun lebih cepat dibandingkan BBM dan listrik jadi bisa lebih efektif dan efisien,” jelasnya.
“Saya harap ada usaha untuk melakukan jemput bola terhadap inovasi dan pengembangan bahan bakar hidrogen di Indonesia sebagai salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan,” imbuhnya.
Reporter: Pradhita (mg)|Editor: Arifin BH
