
SURABAYA (Lenteratoday) - Sebagai salah satu indikator perwujudan Kota Layak Anak adalah adanya Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA). Sehubungan hal tersebut, Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga mendeklarasikan komitmen bersama Rumah Ibadah Ramah Anak di Surabaya dalam pelatihan Fasilitator Saluran Harapan Perlindungan Anak & Gender Inklusi
"Workshop ini agendanya untuk mendukung Pemkot Surabaya untuk mendorong upaya perlindungan anak, melalui tokoh-tokoh agama," ujar Charles Franz, Area Program Manager WVI.
"Dalam pelatihan ini, para tokoh agama sudah dilatih untuk menggunakan serangkaian tool yang ada ,untuk bergandengan tangan melindungi dan memenuhi hak-hak anak, dalam memperhatikan perspektif gender di dalamnya."
Deklarasi ini digelar Kamis (9/6/2022) di Surabaya Suite Hotel. Pada kesempatan itu juga mengajak berbagai tokoh elemen masyarakat, mulai akademisi, forum anak kota Surabaya, hingga pemuka agama Islam dan Kristen.
"Tujuan deklarasi itu untuk memfasilitasi tokoh agama agar memiliki kemampuan melindungi anak di rumah ibadah dan lingkungan masyarakat, karena tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan jamaah atau jemaat dalam upaya perlindungan kepada anak." ujar Faith and Development WVI, Dr. Anil Dawan M.Th.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardianto menuturkan jika pihaknya sangat mengapresiasi adanya komitmen bersama rumah ibadah ramah anak.
Menurutnya, sudah seyogyanya rumah ibadah juga memperhatikan hak-hak anak. "Sudah seharusnya pengurus-pengurus harus membuat sarana prasarana ramah anak di rumah ibadah. Karena pembangunan karakter ini tidak hanya berasal di sekolah dan masyarakat tapi juga di rumah ibadah," katanya. (*)
Reporter : Suhardiman Eko | Editor : Lutfiyu Handi