
JEMBER (Lenteratoday) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Forkopimda Jatim dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim mengajak masyarakat Besuki Raya untuk komitmen memerangi narkoba dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu dilakukan dalam acara Deklarasi Besuki Anti Narkoba dan Cinta NKRI di Convention Hall New Sari Utama Jember, Selasa (14/6/2022).
Deklarasi tersebut merupakan deklarasi tahap ketiga setelah sebelumya dilakukan deklarasi di Universitas Trunojoyo Bangkalan untuk wilayah Madura, kemudian dilakukan di Malang untuk wilayah Malang Raya. “Ini artinya bahwa pada tahap ketiga ini ada komitmen bersama anti narkoba dan cinta NKRI dalam satu nafas, karena kalau kita mencintai negeri ini maka kita harus sehat, kita harus produktif,” kata Khofifah setelah deklarasi.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa deklarasi yang dilakukan Forkopimda Provinsi Jatim bersama BNNP Jatim ingin mengajak berbagai elemen mulai dari siswa sekolah, kalangan mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga para driver ojek online untuk mewujudkan cinta, dedikasi, pengabdian untuk NKRI.
“Dan pada saat yang sama kita ingin seluruh elemen strategis di Jatim bersama-sama bergerak untuk say no to drug. Maka gerakan-gerakan yang bisa menumbuhkan spirit patriotisme dan spirit membangun integritas bangsa. Spirit nasionalis ini harus terus kita bangun penguatannya, sinerginya, di saat yang sama kita harus besama sama bergerak bagaimana kita bisa mendorong masyarakat menjauhi dan tidak menggunakan narkoba,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa dirinya sudah memulai melakukan perjuangan dalam memerangi narkoba ini sejak lama. Diantaranya pernah mendapatkan undangan untuk menghadiri International Narcotic Control Board (INCB) institusi di bawah United Nation (UN) di Vienna. INCB merupakan institusi yang mengontrol penggunaan dan peredaran narkoba.
“Persoalannya adalah ada peredaran gelap, maka Indonesia tahun 1996 meratifikasi konfensi convention of the elicited traffic on psychotic and narcotic drug, kelompok yang assabiqunal awalun membahas RUU ratifikasi konfensi tentang perdagangan gelap narkotika di Indonesia salah satunya adalah Khofifah Indar Parawansa,” ceritanya.
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan undang-undang narkotika tahun 1996. Selain itu juga ada Pansus di DPR RI yang membahas Rancangan undang-undang narkotika. Dalam semua pembahasan itu, Khofifah adalah salah satu yang ikut di dalamnya. Kemudian ada lagi pembahasan undang undang psikotropika sebagai undang – undang yang melengkapi dari ratifikasi konfensi tentang peredaran gelap narkoba narkotika lalu psikotropika dan di Indonesia.
“Sat- satunya yang membahas, satu ratifikasi konvensi, dua undang-udang narkotka, tiga undang-undang psikotropika ya yang berdiri disini, Khofifah Indar Parawansa. Tapi itu tidak akan punya makna jika tidak diikuti oleh komitmen bersama,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan dengan lantang pada semuanya khususnya pemuda jangan sampai mendekati narkoba. Sebab, lanjut mantan menteri sosial ini, jika sudah mencoba narkoba maka akan ketagihan. Ketika sudah ketagihan maka sama dengan menjemput kematian, yaitu mati masa depannya, mati harapan orang tua, mati harapan bangsa kalau warganya tidak produktif dan tidak memilik derajat kesehatan yang baik.
“Kalimat terakhir saya, jangan coba-coba, sekali mencoba akan ketagihan, sekali ketagihan sama dengan menjemput kematian, bisa mati harapan hidupnya, mati produktifitasnya, mati jejaring kawan dekatnya, dan bisa mati betulan karena dijemput malaikat,” pesannya.
Khofifah juga mengajak pada masyarakat yang biasa bersosmed untuk mengunggah pada akun masing-masing tentang perang terhadap narkoba. Pesan yang disampaikan adalah jangan coba-coba menggunakan narkoba, perangi narkoba dan lainnya.
Sementara itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta juga menjelaskan bahayanya narkoba. Menurutnya, Bandar narkoba tidak akan berhenti produksi. Sementara untuk menjual narkoba hasil produksi tersebut dibutuhkan pangsa pasar.
“Indonesia, negara kepulauan dengan salah satu penduduk terbanyak di dunia menjadi pasar sangat penting saran dari Bandar. Kita harus waspada bahwa bandar dengan organisasinya akan terus mencoba mempengaruhi kita semua,” katanya.
Untuk menghadapinya, Kapolda mengajak pada semua elemen masyarakat untuk bekerja sama kerjasama dan komitmen. Dan yang terpenting adalah komitmen terlebih dulu, setelah itu bekerjasama memberantas narkoba.
“Terkait dengan cinta NKRI, cinta itu saying. Kalau kita cinta sama seseorang, maka apapun kita pertaruhkan. Jadi kalau negara kesatuan Republik Indonesia ini harus kita cintai dan kita pertahankan sampai mati,” sambungnya. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi