
Jember (Lenteratoday) - Warga Jember yang tergabung dalam Relawan Jumadi Made, RMJ (Militan Jember), Forum Komunikasi Pekerja Antar Kebun (FK-PAK), BASOKA (Barisan Solid Merdeka), dan Barisan Anak Rantau Jember (BARJ) menggelar demonstrasi soal kebijakan Bupati Jember Hendy Siswanto. Mereka menduga kepemimpinan Bupati Jember Hendy Siswanto sarat dengan nuansa nepostime.
Berdasarkan data para pendemo, menyebutkan, Bupati Jember Hendy memasukkan menantunya, Muhammad Nadhif, dalam Tim Asistensi Ahli Percepatan Program Prioritas dan mendapatkan honor dari APBD Jember dalam dua tahun ini. Nadhif juga diketahui menjadi Ketua Kontingen Jember dalam Porprov Jatim. Dia juga menjadi caleg DPR RI dari Partai Nasdem seperti marak pada papan reklame terpasang di Jember.
Aksi demonstrasi dilakukan di depan gedung DPRD Jember sambil mengecam kebijakan Bupati Hendy yang membawa keluarganya masuk dalam lingkar kekuasaan. "Menantu Bupati (Muhammad Nadhif, red) itu makan dana APBD. Dia tercatat sebagai tim asistensi dengan honor Rp 3,5 juta per bulan," kata Jay Rahmadi yang menjadi korlap aksi Anti Kesultanan Jompo, Kamis (16/6/2022).
Dia juga menilai kebijakan tersebut menjadi bukti nyata kepemimpinan Bupati Hendy kental nuansa nopatisme. Nadhif kata dia bukan orang asli Jember, melainkan berasal dari Aceh. "Padahal ada banyak putra daerah Jember asli yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Jadi, tidak perlu melibatkan asisten ahli dari luar Jember. Banyak orang Jember ini yang pinter-pinter. Harusnya orang Jember asli," tandasnya.
Dia mendesak Bupati Hendy mengevaluasi dan merombak struktural tim asisten ahli, terutama agar tidak lagi memasukan menantunya. Dalam demo itu juga menyinggung soal keberadaan Koperasi Jember Harmoni Sejahtera dengan penjualan beras khusus pegawai negeri se-Jember. Atas keberadaan koperasi itu, pendemo menuding hanya untuk kepentingan kelompok dan kualitas beras yang tidak standar.
Sementara Ketua Tim Asistensi Ahli Percepatan Program Prioritas Yuli Witono saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya nama Muhammad Nadhif R dalam tim yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati nomor 188.45/451/1.12/2021. Surat itu diteken Bupati Hendy pada 8 Oktober 2021 lalu.
"Tugas utama Nadhif adalah sebagai praktisi lapangan dan tugasnya mencatat data kemiskinan dan juga pemetaan jalan rusak," terang Yuli.
Soal Nadhif ternyata benar sebagai menantu Bupati Hendy, Yuli Witono mengaku tidak tahu sama sekali dan setahu dia hanya seorang praktisi biasa saja tanpa ada kejelasan soal keahliannya. (*)
Reporter : PJ Moko | Editor : Lutfiyu Handi