
Blitar - Sekitar 70.000 lebih warga kabupaten dan kota Blitar menjadi korban dampak ekonomi dari pandemi Virus Corona (Covid-19). Mereka tidak bisa bekerja, kehilangan pendapatan dan kesulitan biaya hidup sehari-hari.
Untuk itu, mereka harus mendapat bantuan agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Jumlah 70.000 itu terdiri dari 56.571 orang warga Kabupaten dan 13.920 orang warga Kota Blitar.
Bupati Blitar, Rijanto mengatakan jika dampak wabah Covid-19 ini terjadi menyeluruh secara nasional bahkan seluruh dunia. "Oleh karena itu, pemkab telah berupaya mengambil beberapa kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan meminimalkan dampak ekonominya," tutur Bupati Rijanto, Selasa(7/4/2020).
Bersama seluruh OPD, camat, lurah/kades dan Forkopimda, Bupati Rijanto telah melakukan langkah, termasuk pendataan. "Data yang masuk, warga yang terdampak secara ekonomi jumlahnya 57.571 orang," jelasnya.
Serta melaksanakan Program Jaring Pengaman Sosial, untuk membantu warga yang terkena dampak sosial ekonomi dari wabah Covid-19 ini. Sesuai petunjuk dari Presiden RI untuk dilakukan pergeseran anggaran APBD maupun Dana Desa, guna mengatasi wabah Covid-19. Ada yang di cover dari pemerintah pusat maupun provinsi lewat PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).
"Kalau dari Pemkab yang dibantu para pelaku usaha mikro, yang berusaha di kawasan wisata. Buruh tani, pekerja dengan upah harian serta mereka yang tidak mampu kita bantu melalui APBD,” tandas Bupati Rijanto.
Sementara di Kota Blitar, sesuai data yang dikumpulkan dari tingkat RT sebanyak 13.920 orang yang termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan harus dibantu. "Sebagai dampak ekonomi, dari adanya wabah Covid-19 di Kota Blitar," kata Plt Walikota Blitar, Santoso.
Bantuan yang diberikan Pemkot Blitar, berupa sembako. Penerima bantuan merupakan warga yang kehilangan pendapatan, serta tidak bisa mendapatkan penghasilan dampak kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19. "Penerima bantuan ini mulai tukang becak, PKL, buruh yang dirumahkan dan para warga yang usahanya terkena imbas Covid-19," terangnya.
Ditambahkan Santoso penerima bantuan dampak Covid-19 ini di luar warga yang sudah mendapatkan bantuan Beras Sejahtera Daerah (Rastrada) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). "Segera diproses SK nya, agar pengadaan barang bisa secepat dilaksanakan dan bisa didistribusikan ke warga terdampak," pungkasnya. (ais)