17 April 2025

Get In Touch

Data Kemenag: 5,2 Juta Muslim di RI Antre Berangkat Haji

Kiswah (kain penutup) Kabah rutin diganti sekali dalam setahun. Tahun ini pergantian dilakukan pada 1 Muharram 1444 H yang jatuh pada 30 Juli 2022. (Foto:istimewa)
Kiswah (kain penutup) Kabah rutin diganti sekali dalam setahun. Tahun ini pergantian dilakukan pada 1 Muharram 1444 H yang jatuh pada 30 Juli 2022. (Foto:istimewa)

JEDDAH (Lenteratoday)- Saat ini, umat Islam di RI harus menunggu paling lama 48 tahun (kuota normal,Red)  untuk bisa menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Dibanding Malaysia antrean di Indonesia masih lebih pendek, sebab di Negeri Jiran masa tunggunya mencapai 141 tahun.

Antrean paling lama adalah jamaah di Kabupaten Bantaeng, Sulsel. Jika kuota haji normal, jamaah harus menunggu sekitar 48 tahun. Jika kuota 50% seperti tahun ini, antrean di Bantaeng menjadi 97 tahun.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Prof Hilman Latief, mengatakan saat ini secara keseluruhan ada 5,2 juta masyarakat Indonesia yang sedang antre haji."Kita tahu ada 5,2 juta orang menunggu (haji)," ucap Hilman di Jeddah dalam keterangan tertulisnya dikutip Sabtu (30/7/2022).

Eks Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu lalu merespons soal kemungkinan pengetatan persyaratan haji. Hal itu berdasarkan pengalaman Malaysia tahun ini yang bisa menekan angka kematian karena syarat kesehatan yang ketat termasuk berat badan.

Hilman menyebut pihaknya justru mendorong inklusivitas haji, yaitu memberi kesempatan siapa saja untuk berhaji jika memenuhi syarat. Pengetatan syarat haji otomatis membuat antrean sebagian jemaah jadi lama.

"Jadi kita proporsional. Ada peraturan-peraturan yang ditentukan pemerintah Arab Saudi kita patuhi seperti pembatasan usia. Apakah ada kriteria lain kalau situasi sudah normal? Tidak tahu. Kita tidak wise juga kalau menentukan kriteria orang yang sudah berhak dan menunggu belasan tahun," tuturnya.

Hilman menyebut yang bisa dilakukan pemerintah adalah memetakan jemaah haji yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid untuk mendapat perhatian khusus. Tahun ini Kemenkes membuat berbagai terobosan untuk mencegah kematian. Di antaranya rompi heat stroke dan jam pemantauan kesehatan jamaah.

"Nanti akan koordinasi khusus dan ada masukan juga dari teman-teman Kemenkes bagaimana baiknya tahun depan. Kita harap situasi sudah normal dan pemerintah Saudi ingin beri kelonggaran, ada relaksasi. Cuma kita tunggu pengumuman resminya," pungkasnya.(*)

Reporter:hiski,rls | Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.