
MALANG (Lenteratoday) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang menyelenggarakan acara Seminar Training of Trainer (ToT) Edukasi Milenial dengan tema “Membangun Karakter Generasi Islam Milenial Cinta Damai” yang diadakan pada hari Sabtu (30/7/2022) bertempat di Hotel Same, Jl. Pattimura No. 19, Kota Malang. Seminar ini diikuti oleh Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan serta Guru Bimbingan Konseling (BK) se-Kota Malang.
"Anak muda saat ini seperti tidak terkendali, mulai dari tawuran, kekerasan terhadap sesama, penyalahgunaan obat-obatan, membully atas nama agama, dan sebagainya. Yang kita inginkan dari adanya agenda ini adalah anak-anak yang seimbang antara kehidupan dunia dan agamanya," Ketua MUI Kota Malang yang diwakili oleh Komisi Perlindungan Anak dan Keluarga yakni Dr. Kyai H. Abd. Haris, M.A.
Ia juga mengimbau agar para guru yang hadir dalam kesempatan ini untuk dapat bersama membentuk anak-anak yang dengan keberagamaannya. Sehingga dapat menyalurkan kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup, bukan untuk melakukan kekerasan atas nama agama. Lanjutnya, ia menilai bahwa kekerasan yang mengatasnamakan agama tersebut dapat terjadi disebabkan adanya persoalan dalam memahami agama secara tidak tepat, padahal Islam sejatinya mengajak pada kasih sayang, bukan untuk mengajak dalam peperangan atau kekerasan.
Sebelumnya, salam sambutannya Ketua Panitia seminar yakni Dr. Hasri Hasan Busri M.Pd., menjelaskan bahwa acara ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Komisi V MUI Kota Malang yang senantiasa mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berubah ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan kaidah agama. Menurutnya, khusus di seminar kali ini sasarannya adalah sekolah yakni guru atau tenaga pendidik yang menjadi tempat anak-anak dalam menimba ilmu.
"Networking antara pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan bahkan pendidikan masyarakat nyaris hampir terputus, karena mungkin kesibukan orang tua yang membuat komunikasi dengan anak hampir tidak terurus, kemudian juga masuknya pengaruh internet yang sekarang ini bisa disebut sebagai kebutuhan paling utama," jelas Hasan Busri, selaku Ketua Panitia seminar saat memberikan sambutan di depan para peserta seminar.
Ustadz Hasan kemudian menyambung sambutannya dan menyatakan bahwa kondisi yang paling menyedihkan saat ini adalah kontrol dari orang tua terhadap penggunaan smartphone oleh anak-anaknya yang dirasa kurang, jika hal tersebut dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi salah satu pengaruh buruk pada pendidikan karakter dari si anak.
"Oleh karena itulah sasaran kami hari ini yaitu tenaga pendidik, tujuannya agar pendidikan kepada generasi yang akan datang betul-betul kita perhatikan. Selesai acara ini nantinya diharapkan dapat memberi pendidikan karakter yang benar untuk anak didiknya selama menempuh pendidikan di sekolah karena anak anak inilah yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa,"
Sementara itu, ditemui sebelum acara berlangsung, Mabrur selaku Kabag Kesra yang menjadi perwakilan dari Pemerintah Kota Malang menyatakan bahwa Pemkot turut mengapresiasi atas diselenggarakannya seminar ini, terlebih sasarannya adalah generasi milenial. Menurutnya, para tenaga pendidik ini perlu diberikan pelatihan dan keterampilan yang tujuannya nanti dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk disampaikan pada para siswanya.
Ia juga mengharap agar kesempatan seperti ini dapat terus berlanjut."Karena seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, jika tidak diimbangi dengan ilmu dan agama yang dimiliki oleh SDM, nanti ditakutkannya generasi milenial ini akan punya dunia sendiri yang berjalan tidak sesuai dengan kaidah agama," pungkasnya.(*)
Reporter: santi wahyu | Editor:widyawati