
SIDOARJO (Lenteratoday) - Kasus kekerasan perempuan dan anak masih tinggi di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dijelaskan kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB), Ainun Amalia, S.Sos setelah acara pelantikan Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak, di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Senin (15/08/2022).
"Kalo kita lihat hingga saat ini, pada tahun 2022 ini sudah 92 kasus dengan didominasi kasus KDRT dan paling banyak adalah korbannya anak," ucap Ainun Amalia.
Ainun juga mengatakan bahwa tingginya kasus PPA ini banyak terjadi karena faktor ekonomi dan akses ke Internet atau dunia maya tanpa pendampingan orang tua. Hingga menyebabkan kasus KDRT dan pelecehan seksual kepada anak.
"Bagaimana kita tahu, anak ini bisa mengakses secara liar, akhirnya anak-anak melakukan dan mengimplementasikan secara liar. Begitu juga dengan orangtua," kata Ainun.
Ainun juga menjelaskan bahwasanya Dinas P3AKB sudah melakukan tindakan pencegahan dengan sosialisasi Bersama Lindungi Anak (Berlian) hingga tingkat Desa. Berlian merupakan program sosialisasi dan advokasi Kementerian Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan pada Anak (PPPA) dalam rangka mengakhiri kekerasan terhadap anak ke berbagai wilayah .
Ainun menambahkan dengan adanya Satgas PPA ini maka kinerja Dinas P3AKB dan seluruh jajaran pemerintah bisa menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sehingga kedepannya Sidoarjo menjadi kota Layak Anak.
"Ini salah satu langkah yang diberikan kepada kami dalam bentuk awal dari pemerintah. Sebenarnya dari P3AKB memiliki UPT PPA ini bersifat menangani kasus PPA. Dengan adanya satgas ini makin melengkapi," pungkasnya. (*)
Reporter : Angga Prayoga | Editor : Lutfiyu Handi