MASYARAKAT hampir bisa dipastikan bakal segera menelan ‘pil pahit’ kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Di satu sisi, pemerintah optimistis langkah ini bisa menyehatkan kondisi keungan negara yang mulai ‘sakit’. Tapi di sudut lain, rasa pahit sering kali membuat ‘mual-muntah’ dengan dampak buruk yang besar dan luas. Mulai dari kenaikan harga barang hingga ancaman inflasi yang bisa berlanjut ke resesi serta stagflasi. Keyakinan pertalite segera naik juga tampak dari strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat sebagai bantalan dari dana pengalihan subsidi energi, senilai total Rp 24,17 triliun. Apakah ‘bantalnya’ sudah cukup empuk menghalangi benturan yang akan dialami rakyat? Pemerintah diingatkan risiko bertambahnya warga dengan kemiskinan ekstrem. Tak hanya itu sektor ekonomi bisa babak belur lagi, padahal baru saja bangkit dari pandemi. BACA BERITA LENGKAP, DOWNLOAD DI SINIhttps://cdn.lentera.co/c/newscenter/lenteratoday/2022/08/30082022.pdf
[3d-flip-book id="110344" ][/3d-flip-book]