
TRENGGALEK (Lenteratoday) - Pemda DIY melalui Kundha Kabudayan bersama Kraton Yogyakarta menggelar Muhibah Budaya 2022, sebagai wujud eratnya hubungan DIY dan Trenggalek berlangsung sejak 29 Agustus-1 September 2022.
Gubenur DIY, Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X hadir langsing pada Malam Puncak Muhibah Budaya Trenggalek 2022 di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Kamis (1/9/2022) malam. Dalam sambutannya dia mengatakan ada benang merah antara DIY dan Trenggalek.
"Benang merah telah terajut abadi dalam khazanah sejarah dan budaya Mataram. Inilah yang harus senantiasa dilestarikan. Di mana DIY dan Trenggalek akan tumbuh dan berkembang bersama, dengan sejarah dan budaya sebagai perekatnya. Sudah selayaknya warga Trenggalek berbangga, karena hidup di sebuah wilayah yang penuh dengan histori dan budaya adiluhung. Trenggalek adalah sebuah daerah yang istimewa, terutama apabila ditilik dari sejarahnya. Sejak zaman kuno, Trenggalek merupakan daerah berstatus bebas pajak atau daerah otonom, yang dikenal pula dengan istilah sima parasima,” ungkap Sultan.
Selanjutnya, Sultan Hamengku Buwono X juga menjelaskan dalam sejarah Nusantara, status otonom diberikan, karena masyarakat suatu daerah telah berjasa besar kepada negara. Dengan status itu pula, daerah sima diberi kewenangan mengelola sendiri pajak bumi, pajak perdagangan, dan pajak lainnya. Hebatnya, Trenggalek telah menjadi daerah merdeka dan mandiri sejak zaman Raja Sindok, era Mataram Kuno.
Keterikatan sejarah antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Trenggalek salah satunya bermula dari Perjanjian Gianti tahun 1755. Di mana Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Wilayah Kabupaten Trenggalek seperti dalam bentuknya sekarang ini (kecuali Panggul dan Munjungan) masuk ke dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Sedangkan Panggul dan Munjungan masuk wilayah kekuasaan Bupati Pacitan, yang mengabdi kepada Kasultanan Yogyakarta.
“Melalui momentum ini, Pemerintah Daerah DIY merasa perlu merajut ulang komitmen memajukan Budaya Mataram dengan Kabupaten Trenggalek, untuk menumbuhkan lagi spirit ke-Indonesia-an. Bersama-sama kita nguri-uri kabudayan dalam semangat gendhon rukun, rumangsa melu andarbeni, wajib melu angrukubi,” kata Sultan.
Sultan Hamengku Buwono X menambahkan, Muhibah Budaya ini kian penting dan bermakna, apabila mengingat apa yang pernah disampaikan Bung Karno."Bahwa kreasi kultural bukan hanya hiburan semata, tetapi lebih dari itu. Deni dan budaya berperan dalam usaha pengayaan wawasan kebangsaan, menjadi bagian dari perjuangan, serta merupakan elemen esensial dalam proses nation-building,” Ucap Sultan mengutip Kata Bung Karno.
Selain itu, KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengungkapkan, Trenggalek sejak dulu memang sudah menjalin hubungan kebudayaan yang erat dengan Kraton Yogyakarta.
“Pada Malam Puncak Muhibah Budaya, Kraton Yogyakarta menampilkan 2 tarian yang istimewa. Selain itu pada kesempatan itu Ngarsa Dalem memberikan pusaka berupa waos (tombak) beserta songsong (payung) ke Bupati Trenggalek,” papar KPH Notonegoro.
Pusaka songsong dan waos yang diberi nama Wignyamurti ini diserahkan berikut partisara (sertifikat) penanda pusaka yang bertanggal Kemis Kliwon, 4 Sapar Ehe 1956 yang bertepatan pada 1 September 2022.
Senada dengan hal tersebut Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengungkapkan, kerja sama di bidang kebudayaan harus terus dipelihara. Dan muhibah budaya menjadi salah satu wujud kerja sama antar budaya antara Pemda DIY dan Kabupaten Trenggalek
“Tentunya (diharapkan) bagaimana kebudayaan Mataram ini nanti bisa ngremboko, khususnya budaya dari Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi (kami) sangat senang sekali bisa terayomi, sekaligus juga dibantu meskipun secara administratif kami berada di Jawa Timur, tapi DIY, Ngarsa Dalem Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X begitu mengapresiasi atau begitu sangat perhatian terhadap kami warga Trenggalek,” tandasnya. (*)
Reporter : Angga Prayoga/rls | Editor : Lutfiyu Handi