Pedagang Bumbu Dapur dan Daging Sapi di Pasar Besar Kota Malang Keluhkan Daya Beli Masyarakat Menurun

MALANG (Lenteratoday) – Pedagang bahan bumbu dapur dan daging sapi di Pasar Besar Kota Malang keluhkan daya beli konsumen menurun. Aliyah, seorang pedagang bahan bumbu dapur mengaku saat ini harga cabai naik akibat dari naiknya BBM bersubsidi dan curah hujan yang mengakibatkan kondisi cabai tidak terlalu bagus dan cepat busuk.
“Cabai rawit ini naik jadi Rp. 60.000 per kilogram, biasanya hanya sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 55 ribu. Cabai keriting juga naik sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu per kilogram. Ini kalau kondisinya jelek, pembeli juga kadang tidak mau. Jadi kan pedagang kadang merasa serba salah. Kalau barangnya jelek kita turunkan jadi Rp 45 ribu untuk cabai keriting dan cabai merah,” tutur Aliyah, salah satu pedagang bumbu dapur yang sudah mulai berjualan sejak tahun 1985 di Pasar Besar Malang, Selasa (13/9/2022).
Saat disinggung terkait kerugian dan keuntungan yang didapatkan setelah naiknya harga cabai dan dampak dari kenaikan BBM, Aliyah menyatakan bahwa keduanya masih stabil dan belum terlalu merasa adanya kerugian yang didapatkan. Hanya saja, pihaknya mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun akibat harga naik.
“Ini kan harganya naik, bahkan sempat cabai keriting ini Rp 70 ribu bahkan Rp 80 ribu per kilogram, tergantung pasokannya. Kalau naik seperti ini ya pembelinya menurun. Harapannya, agar pemerintah dapat menurunkan harga BBM seperti semula,” ungkapnya.
Terkait komoditas bumbu dapur lain, Aliyah menyebut kenaikan harga terjadi pada komoditi bawang merah, sedangkan harga bawang putih masih stabil meski harga BBM sudah naik.
“Kalau bawang putih masih biasa saja harganya. Yang naik itu bawang merah. Terus kalau tomat ini juga stabil,” tandasnya.
Di sisi lain juga terdapat pedagang komoditas daging yang mengaku mengalami penurunan pembeli, padahal harga daging saat ini menurutnya cenderung turun.
“Ini kalau dagingnya jenis super per kilo 125ribu rupiah, kalau daging rawonan 120ribu. Pembeli agak surut, mungkin juga karena faktor ekonomi, BBM naik saat ini. Tentu berdampak pada pendapatan saya yang turun juga, tapi ya disyukuri saja,” papar Latifah, pedagang daging yang mengaku sudah mulai berjualan di Pasar Besar mulai dari dibangunnya pasar, Selasa (13/9/2022).
Di akhir Latifah menjelaskan bahwa turunnya harga daging dan merosotnya pembeli adalah karena harga BBM yang naik dan kemungkinan masih disebabkan keraguan masyarakat dalam mengkonsumsi daging paska wabah PMK pada hewan ternak. Namun ia memastikan bahwa semua jenis daging sapi yang dijualnya tidak pernah terindeksi wabah PMK.
“Iya, (merosotnya pembeli dan harga daging) kemungkinan juga karena wabah (PMK) waktu itu. Tapi sekarang bersih, tidak ada daging sapi saya yang terjangkit PMK. Dari pemerintah juga sudah menanggulangi,” pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati