
Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta pada para pejabat dan jajaran di bawahnya untuk tertib dan rapi dalam mengerjakan administrasi. Hal itu disampaikan dalam pelantikan sesi pertama 44 pejabat Administrator (Setingkat eselon III) dan Pengawas (Setingkat eselon IV) di Gedung Negara Grahadi, Minggu (19/4/2020).
Pelantikan dilakukan terhadap parapejabat di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yaitu Dinas Kominfo,Dinas Perpustakaan dan Arsip, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Biro Admnistrasi,Pemeritahan dan Otonomi Daerah, Biro Administrasi Pembangunan, Biro Organisasi,Biro Admanistrasi Kesejahteraan Sosial, Biro Administrasi Perekonomian, BiroPengadaan Barang dan Jasa, Biro Umum dan Biro Humas dan Protokol Sekretariat ProvinsiJatim.
“Sekarang ini saya ingin mengajak pada kita semua, sayaingin membangun keseimbangan bagaimana kita menjadi satu kesatuan keluargabesar Pemprov. Diantara kita semua tetap berprestasi, tetap membangun dedikasi,tetap membangun loyalitas, karena kita punya corps. Diantara kita semua bisamenjaga supaya sikap kita tidak tercela. Prestasi harus kita genjot. Hari initetangga kita lari, maka kita larinya harus sistemik,”tandasnya.

Gubernur juga menyampaikan bahwa saat ini sedang berporsesmenyiapkan big data. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan Jatim connect danmembangun konesitas tidak antar OPD saja tapi antar elemen dan Pemkab/Pemkot denganPemprov. “Kalau itu kita lakukan, maka kita tidak berlari tapi melompat, lompatanitu antara lain dengan memanfaatkan digilaisasi, dengan menggunakan Artificial Intelligent,”tandasnya.
Namun, Gubernur menemukan persoalan sederhana yang seringkali menghambat, bahkan persoalan tersebut tidak subtantif. Persoalan tersebutterletak pada surat yang terpaksa harus dikembalikan oleh Gubernur karenapenulisan yang tidak rapi.
“Bapak Menteri Dalam Negeri ditulis Papak, ada yang ditulis Bpk,ada yang ditulis Bp. Rapikan semua, Kadis, Kabiro jangan surat itu kembali ke meja gubernur karena munis Bapak, Bpk, Bp.Rapikan, kalau memang Bapak, ya Bapak. Mungkin yang mengetik ini PKL mungkin, karenaurgensi dari sebuah tertib administratif itu tidak begitu care,”tegasnya.
Bahkan, penulisan yang kurang rapi itu terjadi hingga saatini. Gubernur juga sudah berulang kali mengembalikan mengembalikan surat karenapenanda yang tidak rapi bahkan tidak menggunakan penanda pada tempat yang harusditandatangani. Sehingga sering kali ada berkas yang seharusnya perluditandatangani dan tidak tertandatangani karena tidak ada penandatanya.
“Seteah itu dikasih lagi penanda yang kayak stiker warnawarni yang digunting. MasyaAllah, beli stiker itu berapa duit jadi, cari stikeruntuk menjadi penanda tanda tangan,” katanya dengan tegas pada para pejabattersebut.
Untuk itu, Gubernur meminta pada semuanya supaya bekerjalebih rapi dan tertib. Jika semua itu dilakukan, maka Jatim akan mampu melajubahkan melompat tinggi dibandingkan daerah lain. (ufi)