20 April 2025

Get In Touch

Walikota Berharap Kebangkitan KTNA Nasional Dimulai dari Kota Batu

pemukulan gong oleh Yasin Limpo, selaku Menteri Pertanian menandakan diresmikannya acara rembug KTNA Nasional 2022.
pemukulan gong oleh Yasin Limpo, selaku Menteri Pertanian menandakan diresmikannya acara rembug KTNA Nasional 2022.

BATU (Lenteratoday) - Walikota Batu berharap kota Batu dapat menjadi titik awal kebangkitan kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional sebagai salah satu garda depan pertahanan pangan Indonesia. Antusiasme dalam menyambut rembug kelompok KTNA nasional tersebut diungkapkannya ketika mengisi sambutan pada agenda Rembuk Utama Kelompok KTNA Nasional, Jumat (16/9/2022).

"Saya sangat senang dan bangga sekaligus berterimakasih kepada KTNA yang telah memilih kota Batu sebagai tempat rembug nasional di tahun ini. Tadi pembukaan KTNA juga langsung oleh bapak Menteri Pertanian. Mudah-mudahan kota Batu ini dapat menjadi titik awal KTNA bangkit lebih baik, di antaranya bisa menstabilkan inflasi, memperbaiki ekonomi, dan menjadikan kehidupan pertanian lebih baik," ujar Dewanti Rumpoko, Walikota Batu, Jum'at (16/9/2022).

BuDe, sapaan akrab Walikota Batu tersebut juga mengatakan, saat pandemi awal kota Batu terpuruk sampai minus 10% yang tadinya 6,5% dan terbesar di Jawa Timur, akan tetapi per September 2022 ini pihaknya menyebut kurva perekonomian Batu sudah kembali bangkit dan menyentuh hampir 5%.

Lebih lanjut, meskipun kota Batu tidak ada nelayan, karena juga tidak terdapat laut di wilayahnya. Namun BuDe yakin dengan banyaknya pertanian yang ada di kota Batu juga turut menjadi penyokong pangan.

"Jadi kota Batu sangat mendukung untuk program swasembada pangan secara keseluruhan," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pentingnya rembug KTNA. Menurutnya, meskipun saat ini ketahanan pangan di Indonesia masih dalam batas stabil, para petani dan nelayan serta pemerintah tidak boleh lengah dan terlalu percaya diri.

"Hari ini rembug KTNA adalah forum pengambilan kebijakan KTNA yang bersifat nasional. Hal ini lebih penting lagi mengingat harapan dari Presiden bahwa sektor pangan harus menjadi sesuatu yang selalu kuat di negara ini. Oleh karena itu, meskipun ada ketersediaan bahan pokok seperti cadangan beras nasional, itu kita tidak boleh terlalu percaya diri," jelas Yasin Limpo, ditemui usai menghadiri rembug utama kelompok KTNA nasional, Jumat (16/9/2022).

Ia melanjutkan, dengan adanya program rembug tersebut menjadikan pemerintah bersama dengan KTNA untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menguatkan ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia, dalam kondisi apapun.

"Dan saya berharap nantinya setelah rembug ini akan menghasilkan langkah-langkah teknis yang lebih bisa diandalkan. Daerah-daerah yang mengalami inflasi tinggi dan daerah yang mengalami surplus ekonomi harus terpetakan masing-masing, tujuannya adalah agar masing-masing daerah ini dapat melakukan kerjasama untuk saling membantu pengentasan masalah ekonomi di sektor pangan," paparnya.

Ia menyebut kenaikan harga komoditi pangan tertentu ketika angga inflasi cukup tinggi dirasa sudah biasa. Maka langkah nyata yang dapat dilakukan adalah mendorong petani untuk memperbanyak ketersediaan komoditi pengungkit inflasi.

"Saya kira kalau ketersediaan barangnya ini terpenuhi, maka harganya nanti juga akan turun mengikuti kuantitasnya," imbuhnya.

Disinggung mengenai ketersediaan pangan di Indonesia pada kuartal akhir 2022 ini, Yasin Limpo optimis Indonesia mampu mencukupi pangan rakyatnya. Dikatakannya bahwa solusi ketersediaan tersebut adalah kerjasama yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan petani.

"Pasti harus optimis, kurang apa kekayaan alam negara kita. Petani ada, permodalan sudah ada, kan ada KUR untuk petani, berarti pemerintah sudah memberikan modal. Kuncinya adalah bagaimana kita, pemerintah bisa melangkah beriringan dengan para petani ini untuk lebih memperkuat ketahanan pangan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Yasin menjelaskan terkait survei dari BPS yang mengatakan bahwa cadangan beras nasional pada akhir Juni 2022 ini menunjukkan sebanyak 9,71 juta ton. Kemudian, Nilai ekspor pertanian tahun 2021 naik sebesar 38,68% dengan pendapatan sebesar 625,4 triliun rupiah. Selanjutnya, Yasin menyatakan apabila Indonesia menginginkan kenaikan pada nilai ekspor di tahun 2022 dan 2023, maka semua pemerintah daerah setiap kabupaten/kota dan provinsi, harus sudah mulai bisa ekspor hasil tani dan nelayannya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.