
GRESIK (Lenteratoday) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, terus mendorong pertumbuhan Bank Jatim termasuk ke cabang cabangnya yang ada di daerah. Dengan pertumbuhan tersebut, maka diharapkan akan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (APD) untuk APBD Jatim.
Bank Jatim sendiri, merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jatim yang paling produktif dan menyumbangkan banyak PAD. Bahkan pada 2021 lalu, mampu menyumbang Rp 400 miliar lebih. Komisi C DPRD Jatim mengharapkan pada tahun 2022 ini akan mampu memberikan PAD lebih banyaknya lagi.
Dorongan DPRD Jatim melalui Komisi C ini salah satunya dilakukan dalam monitoring dan serap aspirasi serta pemantauan kerja BUMD sebagai penggerak perekonomian dan sumber PAD 2022 di Bank Jatim cabang Gresik, di Hotel Aston Inn Gresik, Jumat (23/9/2022). Dalam kesempatan tersebut, DPRD Jatim mengharapkan supaya kiner Bank Jatim cabang Gresik lebih ditingkatkan sehingga mampu menghasilkan laba besar dan ujung-ujungnya mampu mendulang PAD lebih banyak.
“Tentu kita tahu bahwa ini dalam rangka peningkatan PAD Jatim dan menjadikan Bank Jatim memiliki prestasi luar biasa. Dan bagaimana Bank Jatim semakin besar dan ujungnya peningkatan PAD yang besar dan muaranya adalah pembangunan Jawa Timur,” kata ketua Komisi C DPRD Jatim, Abdul Halim.
Halim juga menandaskan bahwa Komisi C sebagai mitra juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan sehingga Bank Jatim menjadi BUMD yang professional meski ada sisi sosial kemasyarakatan. “Kita berharap bahwa profesionalitas itu mampu dikembangkan di Bank Jatim, sehingga hasilnya Bank Jatim menjadi BUMD yang betul-betui prioritas bagi komisi C untuk memberikan sumbangsih peningkatan PAD pada Provinsi Jatim,” tendasnya.
Prolitisi dari partai Gerindra ini juga mengatakan bahwa dalam kunjungan ke beberapa cabang Bank Jatim ditemukan satu permasalahan yang sama, yaitu terkait dengan Dagulir (Dana bergulir). Dimana, para program ini tingkat NPL (Non Performing Loan) masih cukup tinggi. Hal ini tidak lepas dari kondisi perekonomian masyarakat yang sempat dihantam pandemi selama dua tahun dan saat ini disusul dengan tingkat inflasi serta kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak).
“Sehingga itulah yang membuat akhirnya NPL semakin tinggi. Ini yang kemudian kita mengevaluasi. Hasil diskusi kita tentu nanti akan kita carikan win-win solution bagaimana kemudian jangan sampai program yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya UMKM atau ultra mikro ini,” tandasnya.
Sementara, anggota Komisi C, Khulaim Junaidi mengharapkan Bank Jatim Cabang Gresik ini mampu meningkatkan kinerja sehingga labanya juga meningkat. “Kalau saya melihat berdasarkan laporan ini, semua berjalan dengan bagus dan semua bagus. Seharusnya ketika semua bagus, maka laba yang dihasilkan juga bagus. Tapi ini labanya kok malah menurun dan tidak baik, ini ada apa?” tanya politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Hendri Wijaya, Pimpinan Bank Jatim Cabang Gresik, mengatakan terkait dengan NPL pada Dagulir, pihaknya telah melakukan upaya diskusi dengan berbagai cabang lain untuk menemukan solusi. “Prinsipnya, hasil musyawarah dari berbagai pihak cabang, harapannya kita juga ada solusinya. Dan juga sama pihak Provinsi harus berpartisipasi kendepannya supaya lebih baik dan memberikan kontribusi,” tandasnya.
Sedangkan terkait dengan perolehan laba, Hendri mengaku telah melakukan berbagai upaya efisiensi termasuk efisiensi pada jam kerja. Dengan demikian akan menguragi beban perusahaan khususnya pada pengeluaran listrik.
“Terimakasih atas masukkannya, kami akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan pada ujung-ujungnya adalah peningkatan laba,” tandasnya.
Dalam kunjungan kerja ini, anggota komisi C yang hadir antara lain Agung Supriyatno, Lilik Hendarwati, Rosyidi, Khulaim Junaidi, Akik Jaman, Kuswanto, dan Agustin Paulina. Hadir juga Krish Taufan, Pimpinan Subdiv Kepatuhan dan Tata Kelola Bank Jatim. (*)
Reporter : lutfi | Editor : Lutfiyu Handi