21 April 2025

Get In Touch

Komunitas SAK Ajak Orangtua Berjuang Bersama Dampingi Anak Penderita Kanker

Very Hari Susanto founder Komunitas Sahabat Anak Kanker/SAK (paling kiri). (Foto:Santi/Lentera)
Very Hari Susanto founder Komunitas Sahabat Anak Kanker/SAK (paling kiri). (Foto:Santi/Lentera)

BATU (Lenteratoday) – Kembali aktif setelah pandemi, Komunitas Sahabat Anak Kanker (SAK) menggelar beberapa kegiatan. Tujuan utamanya mendampingi orangtua dan pasien anak-anak pengidap kanker agar tetap semangat dan saling menguatkan.

“Ada talkshow trauma healing pada orang tua pasien kanker anak. Kita beri orangtua edukasi tentang kanker anak dan gizi, setelah itu kita main ke Museun Angkut. Habis itu istirahat, sorenya dilanjut ada acara hiburan, gembira-gembira, istirahat malam. Besok paginya senam sehat dan lomba-lomba, habis itu pulang,” ujar Very Hari Susanto, selaku Founder SAK, Sabtu (24/9/2022). Agenda akan berjalan selama 2 hari yakni mulai tanggal 24-25 September 2022.

Very mengatakan pasien kanker anak utamanya adalah mereka yang menjalani perawatan di RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) dan biasanya berasal dari daerah-daerah di Jawa Timur. “Kita memberikan dampingan pada semua pasien anak di Saiful Anwar, tanpa terkecuali. Kalau yang datang untuk mengikuti acara ini sebanyak 16 jagoan beserta orangtuanya. Jadi sekitar 50 atau 55 peserta hari ini,” jelasnya.

Selanjutnya, Om Very, sapaan akrab sang founder yang diberikan oleh para anggota komunitas SAK tersebut berharap untuk dapat terus mendampingi para jagoan (anak-anak pejuang kanker) dalam berjuang serta agar tidak pernah merasa sendiri.“Harapannya kita bisa terus mendampingi karena anak anak ini perjuangannya tidak mudah. Jadi kita sebagai sahabat anak kanker, fokus utama kita ke anak-anaknya, kebahagiaannya,” cetusnya.

Lebih lanjut Om Very menyampaikan bahwa tugas utama anak-anak adalah bermain. Sedangkan, untuk jagoan kanker yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, menurutnya sukar mendapatkan kesempatan bermain tersebut. “Bagaimanapun pekerjaan utama anak anak itu main, walaupun itu mereka sedang sakit. Yang kadang karena kondisi ekonomi terlupakan oleh orang tua, karena kan orangtua fokus untuk pengobatan dan makan sehari-sehari. Kadang mainan dan aktivitas bermain ini jadi sesuatu yang tidak terpikirkan,” ungkap Very.

Disisi lain, salah satu pembinan SAK yang juga merupakan dokter spesialis anak di RSSA, yakni dr. Susanto Nugroho, Sp.A (K) mengaku bahwa tercetusnya komunitas SAK adalah murni dari inisiasi sang founder yang telah kehilangan ke 2 anaknya akibat kanker.

“Om Very ini dulu punya anak 2. Dua-duanya meninggal karena kanker. Kemudian dia terinspirasi untuk membuat sebuah komunitas ini,” tutur dr. Susanto Nugroho, Sp.A (K), Sabtu (24/9/2022).

Menurut penjelasan dr. Nugroho, komunitas SAK selain memberikan dampingan seperti bermain juga memfasilitasi dan mengadvokasi orang tua para jagoan. “Jadi kadang-kadang kita dapat donasi seperti diappers, terus biasanya menyediakan mobil karena biasanya pasien ini orangtuanya tidak punya dana untuk datang berobat ke sini (RSSA), atau bahkan mengantar pulang,”

Sementara itu, Warsini, salah satu orang tua pejuang kanker asal Blitar yang bernama Adelisa Azzahra (7 tahun), memberikan keterangan terkait kondisi anaknya. “Adelisa ini sakitnya leukemia mulai tahun 2020, sudah selesai kemoterapi dari 3 bulan yang lalu, tapi sekarang matanya yang kanan seperti tidak bisa melihat dan kita masih menunggu hasil pemeriksaan MRI,” katanya.

Warsini berpesan kepada para orang tua yang mengalami kondisi yang sama dengannya agar tidak pernah patah semangat. Sebab menurutnya obat paling ampuh untuk jagoan kanker adalah semabgat dan support dari para orang terdekatnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu| Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.