
MALANG (Lenteratoday) -Kejadian banjir bandang yang menimpa beberapa wilayah di Kota Malang pada 4 November 2021 kemarin membuat trauma dan antisipasi bagi warga yang tertimpa bencana tersebut.
Salah satunya warga RW 06 Kampung Putih, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang yang telah menyiapkan beberapa langkah mitigasi bencana banjir.
Ketua RW 06 Kampung Putih, Suwarno menceritakan pihaknya saat ini telah dan akan melakukan beberapa langkah antisipasi bencana banjir bandang.
"Jadi berdasarkan pengalaman kami tahun lalu, ini benar-benar jadi warning untuk kami. Ini kan temboknya PLN itu gelap, kami berinisiatif untuk menambah penerangan disitu. Kami mengajukan permohonan surat ke kantor PLN melalui tembusan Pak Lurah. Tujuannya adalah agar warga bisa melihat secara jelas debit airnya sudah setinggi apa, sehingga kami bisa menyiapkan hal-hal yang harus dilakukan. Tidak seperti tahun kemarin,” papar Suwarno, Jum’at (30/9/2022).
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh BMKG bahwa puncak musim hujan akan jatuh sekitar bulan Desember 2022 hingga awal Februari 2023. Suwarno kemudian menjelaskan, jika tidak segera dipasang penerangan, maka akan sangat menyulitkan warga untuk memantau kenaikan debit air sungai.
"Kalau tidak ada penerangan, pandangan kami ini terbatas untuk lihat debit airnya. Dari barat ini tidak terlihat jelas, mayoritas warga ada di sebelah timur sungai. Ini sulit, kami tidak bisa memberikan isyarat untuk warga yang berada di timur sungai," ujarnya.
Suwarno selanjutnya menyebutkan adanya 2 intruksi dari Camat Klojen sehubungan dengan mitigasi bencana banjir di Kampung Putih. Pertama, yakni membuat bunyian dengan memukul tiang listrik sekeras dan selama mungkin apabila terdapat indikasi debit air yang semakin naik.
"Dengan adanya bunyian dari warga yang memukul tiang listrik tadi, harapannya dapat menjadi pertanda dan warga bisa segera menyiapkan diri menuju tempat pengungsian yang sudah ditunjukkan," cetusnya.

Cara antisipasi kedua, dilanjutkan oleh Suwarno yakni dengan pemasangan EWS banjir. Namun, sampai saat ini menurut penuturan Suwarno belum terpasang EWS banjir di kawasan sungai Kampung Putih.
"Opsi ke dua adalah dengan pemasangan alat yang nanti membunyikan sirine (EWS banjir) tapi kami tahu kalau mungkin butuh anggaran besar dari pemerintah untuk memasang alat tersebut. Jadi sementara ini kami masih melakukan cara pertama yakni dengan memukul tiang listrik itu," imbuhnya.
Selain itu, spontanitas warga tanggap dan saling gotong royong terhadap datangnya bencana juga diharapkan Suwarno untuk tetap dijaga, apabila suatu saat banjir melanda kembali.
"Di RW 06 ini, dulu pas tahu kalau banjir warga-warga langsung spontan menyelamatkan lansia terlebih dulu. Jadi para lansia ini diarahkan ke pengungsian dengan cepat. Ini yang saya harapkan untuk terus dilestarikan, meskipun kita tidak berharap akan datang lagi banjir seperti tahun lalu,” pungkasnya.
Suwarno mengharap adanya pelatihan langsung kepada masyarakat oleh BPBD terkait dengan kapasitas mitigasi bencana. Ia juga mengapresiasi kepada manajemen RSSA dan Camat Klojen yang telah menyediakan tempat untuk evakuasi jika sewaktu waktu datang banjir, yakni di wilayah Senaputra dan lahan parkir depan di RSSA.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH