
SURABAYA (Lenteratoday) – Komisi B DPRD Jatim mengharapkan, pemerintah melengkapi fasilitas untuk para nelayan, diantaranya dengan menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan (SPBN) dan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk nelayan.
Anggota komisi B DPRD Jatim, Iwan Zunaih, mengungkapkan masyarakat nelayan sudah merasa dirugikan dengan naiknya harga BBM. Sebab, mereka harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk melaut. Sehingga, mengurangi keuntungan mereka.
“Yang paling utama adalah subsidi bbm untuk melautnya, minimal paling tidak (BBM) ada (tersedia),” katanya politisi NasDem yang akrab dengan panggilan Gus Iwan ini, Selasa (4/10/2022).
Di satu sisi yang juga menjadi persoalan saat ini adalah masih belum banyak SPBN atau Pom bensin khusus nelayan. “SPBN Ssementara ini menjadi fokus dewan, karena setelah kita terjun ke nelayan, yang benar benar dirasakan adalah langkanya bahan bakar,” sambungnya.
Dia mencontohkan di kawasan pantai utara Lamongan baru ada 3 SPBN. Jumlah tersebut tentunya tidak sebanding dengan jumlah nelayan yang cukup banyak. Kondisi ini diperparah dengan sering kosongnya stok BBM di SPBN-SPBN tersebut.
Terkait dengan sering kosongnya stok BBM, Gus Iwan mengatakan bahwa ada beberapa kemungkinan beberapa factor. Gus Iwan menyebutkan bisa jadi karena pihak Pertamina tidak fokus pada pelayanan SPBN. “Padahal sebenarnya kalau menurut saya itu harus lebih difokuskan, karena untuk usaha,” tandasnya.
Yang kedua, lanjut Gus Iwan, kontrol dari pemerintah masih kurang banyak. Sebab dia melihat setelah didirikan SPBN terus ditinggalkan sehingga tidak terurus dengan baik. “ketiga mungkin SPBN dimiliki oleh koperasi nelayan, sehingga secara manajemen masih kurang,” tegasnya.
“Semua ini akan menjadi evaluasi semua dan bersama sama,” sambungnya. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi