21 April 2025

Get In Touch

Subsidi Pupuk Berkurang, Distanbun Minta Petani Kembali ke Pupuk Organik

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Supriyanto. Dok Humas Jateng.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Supriyanto. Dok Humas Jateng.

SEMARANG (Lenteratoday) - Kementerian Pertanian telah menetapkan kebijakan pengurangan jenis pupuk bersubsidi sejak 8 Juli 2022 lalu melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Kebijakan tersebut menyisakan 2 jenis pupuk bersubsidi, yakni Urea dan NPK (Nitrogen, Phospat, dan Kalium).

Tak hanya mengurangi jenis pupuk bersubsidi, tetapi alokasinya juga semakin terbatas. Sebelumnya, pupuk bersubsidi boleh dialokasikan untuk 70 jenis komoditas. Namun, saat ini hanya diperuntukkan untuk 9 komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao.

Merespon kebijakan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Disbuntan) Jawa Tengah, Supriyanto, mengarahkan petani untuk kembali menggunakan pupuk organik. Menurutnya, penggunaan pupuk organik akan lebih efisien.

"Maka bisa kembali ke pupuk organik, jelas itu lebih murah dan bisa buat sendiri. Kami mendorong petani untuk mandiri juga dengan teknologi pupuk organik," katanya saat dihubungi belum lama ini.

Sejumlah kelompok tani di kabupaten/kota di Jawa Tengah didapati telah konsisten menggunakan pupuk organik. Bahkan, sebelum subsidi pupuk dikurangi. Misalnya kelompok tani di Kabupaten Semarang, seperti Getasan, Bandungan, dan Ambarawa yang mampu menanam jenis komoditas holtikultura dengan pupuk organik. Begitu pula dengan kelompok petani di Kabupaten Magelang dan Grobogan.

"Di Magelang dan Grobogan juga sudah. Spot-spot di Jateng sudah banyak yang mulai menggunakan pupuk organik mandiri. Dan itu berlangsung lama sebelum adanya pengurangan jumlah pupuk bersubsidi," ujar Supiyanto.

Beberapa kelompok petani tersebut diketahui memiliki pangsa pasar yang menjanjikan. Hasil penjualannya tidak kalah dengan produk yang menggunakan pupuk non organik.

"Bahkan mereka yang menggunakan pupuk organik produknya sudah punya pasar tersendiri. Sayuran dan buah dengan pupuk organik banyak diminati," tambah Supriyanto.

Supriyanto turut menjelaskan bahwa belum adanya dampak yang signifikan dari adanya kebijakan pengurangan subsidi ini. Produksi pangan dan juga ketahannya masih tergolong aman di Jawa Tengah.

Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.