21 April 2025

Get In Touch

Layanan Dukungan Psikososial Ungkap Mayoritas Dampingi Penyintas Anak dalam Tragedi Kanjuruhan

M. Salis Yuniardi, Ketua HIMPSI cabang Malang (kiri) dan Restu Novi Widiani, Kepala DP3AK Jawa Timur (layar kanan) saat melakukan konferensi pers bersama awak media, bertempat di GKB 4 UMM, Sabtu (22/10/2022). (Foto:santi/lentera)
M. Salis Yuniardi, Ketua HIMPSI cabang Malang (kiri) dan Restu Novi Widiani, Kepala DP3AK Jawa Timur (layar kanan) saat melakukan konferensi pers bersama awak media, bertempat di GKB 4 UMM, Sabtu (22/10/2022). (Foto:santi/lentera)

MALANG (Lenteratoday) – Pendapingan melalui Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap penyintas tragedi kanjuruhan terus dilakukan. Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) cabang Malang, Muhammad Salis Yuniardi mengungkap kebanyakan mereka anak-anak yang berusia kurang dari 18 tahun.

“Memang yang kami layani banyak anak-anak yang menjadi penyintas. Diantara yang kami tangani itu sebenarnya tidak masuk dalam data yang Dinkes himpun yakni kurang lebih 700 korban. Karena penyintas yang kami layani tidak terdata di rumah sakit. Artinya kami mendapatkan informasi tersebut dari masyarakat, dari Aremania, dan sebagainya,” ujar M. Salis Yuniardi, selaku Ketua HIMPSI cabang Malang, ditemui saat melakukan konferensi pers bersama awak media, bertempat di GKB 4 UMM, Sabtu (22/10/2022).

Salis selanjutnya menyatakan bahwa pada 19 Oktober 2022, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan MGBK (Majelis Guru Bimbingan dan Konseling) untuk memberikan pelatihan LDP kepada siswa siswi di Kabupaten Malang yang menjadi penyintas dan sudah mulai masuk sekolah.

“Hari Rabu kemarin kami melakukan pelatihan pemberian layanan dukungan psikososial. Bekerjasama dengan MGBK Kabupaten Malang melakukan pelatihan pemberian dukungan psikososial bagi siswa-siswi mereka. Karena penyintas disana hampir sudah masuk sekolah semua, namun kondisi di sekolah juga jadi terdampak,” jelasnya.

Pemberian pelatihan pada MGBK Kabupaten Malang tersebut didasari bahwasannya saat ini LDP telah memasuki masa transisi pemberian fase pelanan ke 2, yakni fase jangka menengah. Sebelumnya pelayanan yang diberikan selama 3 minggu awal adalah pelayanan fase pertama atau yang disebu dengan pelayanan jangka pendek.

“Saat ini kami sudah mulai melakukan layanan jangka menengah yang sifatnya pendekatan dalam bentuk kelompok atau grup. Kami juga sudah mulai dibeberapa lokasi. Yang pertama di SMPN 1 Dampit dimana disitu ada 30 penyintas siswa yang kita tangani. Dan dalam waktu dekat ada di Sumberpucung yang ada 60 anak,” paparnya.

Sebelumnya, dikatakan Salis bahwa pada fase pelayanan pertama telah terdata 193 penyintas yang ditangani dan 70% diantaranya ditangani menggunakan cara home visit.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UMM tersebut mengatakan masifnya dampak tragedi Kanjuruhan yang menimpa penyintas anak-anak juga mengakibatkan trauma pada beberapa siswa SMK untuk tidak ingin menggeluti sepak bola.

“Kami mendapatkan laporan dari MGBK bahwa salah satu sekolah SMK di Kabupaten yang memiliki kelas unggulan olahraga, dimana siswanya ternyata banyak yang kemudian menyatakan tidak ingin masuk dan melanjutkan pendidikan unggulan di bidang olahraga. Mereka tidak ingin berkarir di bidang sepak bola. Ini juga menunjukkan adanya trauma yang dialami oleh para penyintas,” serunya.

Terpisah, Kepala DP3AK Jawa Timur, Restu Novi Widiani mengatakan agar fokus pemberian LDP tidak hanya kepada anak dan perempuan yang menyaksikan langsung di lokasi kejadian. Namun lebih menyasar kepada para korban yang terdampak meskipun tidak datang langsung pada saat tragedi.

“Saya rasa dalam penanganan anak dan perempuan ini bukan berarti mereka yang menjadi objek langsung pada saat tragedi, tapi kepada mereka yang terdampak setelah kejadian. Termasuk yang kehilangan orangtuanya. Bisa jadi ketika anak itu kehilangan ayahnya atau orangtuanya yang bertindak sebagai tulang punggung,” ujar Novi, ditemui dalam kesempatan yang sama secara daring.

Sebagai informasi, banyaknya pihak yang terlibat, dalam Layanan Dukungan Psikososial diantaranya adalah Save The Children dari Jakarta, Pemkab Malang, UMM, UIN, UB, Unmer, Korwil Aremania, Peradi, dan KNPI. Sementara itu, layanan fase pertama seperti hotline, posko LDP, dan home visit, masih akan dibuka hingga akhir Oktober 2022.

Reporter: Santi Wahyu | Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.